Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Disebut Paling Aktif Pengaruhi Pemilihan Presiden AS, Dibanding Rusia dan Iran

Kompas.com - 05/09/2020, 11:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Robert O'Brien mengatakan China telah mengambil peran paling aktif di antara negara-negara yang ingin ikut campur dalam pemilihan presiden dan memiliki program terbesar untuk mempengaruhi politik dalam negeri.

"Kami tahu orang China telah mengambil peran paling aktif," kata O'Brien kepada wartawan dalam sebuah konferensi pada Jumat (4/9/2020), sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (5/9/2020).

Dia mengatakan China telah "memiliki program paling besar untuk mempengaruhi Amerika Serikat secara politik," diikuti oleh Iran dan kemudian Rusia. Namun, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Baca juga: Hubungan AS-China Semakin Panas, Munculkan Ketakutan Perang Dunia 3

Intelijen AS menemukan bahwa Rusia mengatur kampanye dunia maya untuk mempengaruhi pendukung Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden 2016 dan ada laporan peretas mungkin mencoba mempengaruhi pemilihan pada 3 November.

Moskwa membantah ikut campur pada 2016.

"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas kepada China, Rusia, Iran, dan lainnya yang belum diungkapkan secara terbuka bahwa siapa pun...yang mencoba mengganggu pemilu Amerika akan menghadapi konsekuensi luar biasa," kata O'Brien.

Baca juga: Taiwan Beli Jet Tempur F-16 dari AS, China Berang

Jaksa Agung yang ditunjuk Trump, William Barr mengatakan pada Rabu (2/9/2020), bahwa dia yakin China lebih menjadi ancaman daripada Rusia dalam hal campur tangan pemilihan.

Sama dengan halnya dengan O'Brien, Barr juga tidak memberikan rincian.

Pada Agustus, O'Brien mengatakan AS telah melihat peretas China menargetkan infrastruktur pemilu AS.

Baca juga: Kepala Intelijen AS: China, Rusia, dan Iran Berusaha Pengaruhi Pilpres AS Tahun Ini

China secara konsisten membantah tuduhan pemerintah AS yang meretas perusahaan, politisi, atau lembaga pemerintah AS.

Diminta untuk mengomentari pernyataan terbaru O'Brien, Kementerian Luar Negeri China pada bulan lalu, telah menyatakan bahwa China tidak tertarik untuk mencampuri pemilu AS.

Trump, sebelumnya sempat lama memuji hubungan persahabatannya dengan Presiden China Xi Jinping, ketika dia berusaha memenuhi janji kesepakatan perdagangan.

Baca juga: Intel AS: China Ingin Trump Kalah Pemilu karena Tak Bisa Ditebak

Kini, ia bersikeras menjadikan China sebagai bagian penting dari kampanyenya untuk terpilih kembali pada November mendatang, misalnya dengan menyalahkan China atas pandemi virus corona yang banyak membunuh warga AS.

Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik bulan lalu, Trump mengatakan bahwa Beijing mendukung lawannya dari Partai Demokrat Joe Biden dan "sangat ingin" dia memenangkan pemilihan.

Diminta untuk memberikan rincian spesifik tentang campur tangan pemilu China, O'Brien berkata, "Saya tidak akan membahas semua data intelijen, tetapi aktivitas besar-besaran di China dan dunia maya, sungguh hal luar biasa yang kami hadapi."

Baca juga: AS-China Kemungkinan akan Tinjau Ulang Kesepakatan Dagang

Dia menyebut ruang lingkup aktivitas China "tanpa henti."

"Kami belum pernah melihat yang seperti ini. Tidak seperti ini dalam Perang Dingin dengan Soviet," ujarnya.

Awal pekan ini, Reuters melaporkan bahwa peretas telah meningkatkan upaya untuk menjatuhkan kampanye Trump dan situs web bisnis secara offline menjelang pemilihan AS.

Perusahaan keamanan yang bekerja untuk kampanye tersebut menjadikan peristiwa itu sebagai langkah persiapan untuk serangan digital yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com