Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Saling Provokasi, Batas Maritim Mediterania Timur Yunani-Turki Masih Jauh dari Sepakat

Kompas.com - 05/09/2020, 00:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

ATHENA, KOMPAS.com - Ketegangan antara Yunani dan Turki mengenai batas maritim di Mediterania Timur telah meninggi lagi ketika pemimpin politik kedua negara saling menghina di tengah upaya NATO mendorong dialog.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan pada Jumat (4/9/2020), bahwa negaranya akan memulai pembicaraan dengan Turki untuk menyelesaikan klaim yang saling bertentangan, hanya setelah "provokasi" Turki berhenti.

Perang kata-kata kedua negara meningkat pada bulan lalu, setelah Turki mengirim kapal survei seismik ke daerah yang disengketakan, untuk eksplorasi energi, menyusul kesepakatan maritim antara Yunani dan Mesir.

Baca juga: Proyek Eksplorasi Turki di Mediterania Timur yang Diperpanjang, Yunani Sebut Ilegal

Melansir Al Jazeera pada Jumat (4/9/2020), Turki mengatakan pakta itu melanggar landasan kontinentalnya sendiri.

"(Negara kami) dapat dan ingin membahas demarkasi zona maritim di Laut Aegea, di Mediterania Timur, berdasarkan hukum internasional. Tapi, tidak di bawah ancaman," kata Mitsotakis dalam pertemuan dengan diplomat top China Yang Jiechi, saat mengunjungi Athena.

"Begitu provokasi berakhir, diskusi akan dimulai," katanya.

Baca juga: Berniat Serang Hagia Sophia, Pemimpin ISIS di Turki Ditangkap

Mitsotakis menambahkan bahwa menteri luar negeri Yunani berencana akan mengirimkan surat darinya, yang menguraikan kasus Athena, kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres ketika keduanya bertemu di New York pada Jumat.

Selain itu pada Jumat, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Yunani dan Turki, keduanya anggota aliansi Barat, telah memulai pembicaraan teknis.

Namun, mereka belum menyetujui kesepakatan untuk menghindari bentrokan yang tidak disengaja di Mediterania Timur.

Baca juga: Makin Tegang dengan Yunani, Turki Umumkan Latihan Militer

Sementara itu, Turki pada Jumat menuduh Yunani menghindari dialog dan berbohong dengan menyangkal telah menandatangani pembicaraan yang ditengahi NATO.

Sebuah fregat Yunani bertabrakan dengan satu kapal Turki pada Agustus, dan 2 anggota NATO itu melakukan latihan perang saingan di wilayah yang kaya energi, tetapi disengketakan, pada pekan lalu.

Stoltenberg mengatakan para pemimpin Yunani dan Turki "setuju untuk mengadakan pembicaraan teknis di NATO untuk menetapkan mekanisme dekonflik militer guna mengurangi risiko insiden dan kecelakaan".

Baca juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani dan Turki Perang Komentar

Namun, Yunani mengatakan pada Kamis malam bahwa Athena tidak pernah menyetujui pembicaraan teknis, mengklaim pernyataan Stoltenberg tidak "sesuai dengan kenyataan".

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Yunani, pada kenyataannya, menyetujui proposal tersebut ketika dibuat.

"Yunani membantah (pernyataan) sekretaris jenderal tetapi yang berbohong di sini bukanlah sekretaris jenderal NATO, itu Yunani sendiri," kata Cavusoglu kepada wartawan di Ankara.

"Yunani menunjukkan sekali lebih dari itu tidak mendukung dialog."

Baca juga: Tak Terima Hagia Sophia Dijadikan Masjid, Ekstremis Sayap Kanan Yunani Bakar Bendera Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com