Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjuk Rasa di Iran Tahun Lalu 'Dicambuk, Dilecehkan secara Seksual dan Disetrum'

Kompas.com - 03/09/2020, 21:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Pasukan keamanan Iran melakukan "sejumlah pelanggaran hak asasi manusia yang mengejutkan" terhadap mereka yang ditahan dalam demonstrasi November lalu, menurut temuan Amnesty International.

Puluhan pria dan perempuan melaporkan kepada kelompok hak asasi manusia tersebut bahwa mereka dipukul, dicambuk, disetrum atau dilecehkan secara seksual untuk memaksa pengakuan.

Lebih dari 7.000 warga - termasuk anak-anak berusia 10 tahun - ditahan dalam kerusuhan hampir setahun lalu. Ratusan lainnya meninggal dunia.

Pemerintah Iran belum memberi tanggapan atas laporan Amnesty International tersebut.

Namun sebelumnya, mereka menolak kritik atas catatan hak asasi manusia yang mereka sebut tidak berdasar.

Demonstrasi November lalu dipicu oleh kebijakan pemerintah Iran menaikkan harga bensin sebesar 50 persen.

Keputusan itu disambut dengan kemarahan yang meluas di negara yang ekonominya sudah goyah akibat sanksi AS, membuat ratusan ribu orang turun ke jalan.

Baca juga: Iran Menyita Kapal UEA, Setelah UEA Tembak Mati 2 Nelayan Iran

Pemimpin tertinggi Iran mengecam para pengunjuk rasa sebagai "pelaku kejahatan" yang dihasut oleh "musuh asing", dan pasukan keamanan melancarkan tindakan keras dalam merespons demonstrasi itu.

Amnesty telah mendokumentasikan laporan adanya 304 pria, perempuan dan anak-anak yang diklaim dibunuh oleh pasukan keamanan selama lima hari - sebagian besar meninggal dunia karena luka tembak.

Sementara, Menteri Dalam Negeri Iran mengisyarakatkan bahwa jumlah korban tewas dibawah 225 orang.

Setidaknya 7.000 orang lainnya ditangkap, menurut juru bicara komite keamanan nasional parlemen Iran, meskipun laporan media menunjukkan angkanya jauh lebih tinggi.

Laporan terbaru Amnesty yang bertajuk "Iran: Trampling Humanity", mengumpulkan testimoni dari 60 tahanan dan 14 orang yang menjadi saksi atau menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan.

Baca juga: Dipenjara Lagi, Musisi Iran Ini Tidak Kapok Hadirkan Penari dan Penyanyi Wanita dalam Proyeknya

Tolak menjawab, 'level tegangan dinaikkan'

Para tahanan menuduh penyiksaan secara rutin dilakukan untuk mendapatkan "pengakuan" dan pernyataan yang memberatkan, tidak hanya tentang keterlibatan mereka dalam demonstrasi, tetapi juga tentang dugaan hubungan mereka dengan kelompok oposisi, pembela hak asasi manusia, media di luar Iran, serta dengan pemerintah asing.

Amnesty menyebut metode penyiksaan yang dilakukan termasuk "penyemprotan dengan air, pemukulan, cambuk, sengatan listrik, semprotan merica pada alat kelamin, kekerasan seksual, pencabutan kuku dan kurungan isolasi, terkadang selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan".

Salah satu dari mereka yang disiksa dengan disetrum dengan tegangan listrik mengatakan: "Rasanya seperti seluruh tubuh saya ditusuk dengan jutaan jarum."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com