Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Agung Iran Khamenei Sebut UEA Pengkhianat Dunia Islam dan Palestina

Kompas.com - 02/09/2020, 04:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam pidatonya bahwa Uni Emirat Arab (UEA) mengkhianati dunia Islam dan Palestina dengan mencapai kesepakatan perjanjian normalisasi dengan Israel.

Palestina dengan keras menentang normalisasi dengan Israel, karena telah ada pembicaraan antarnegara teluk sebelumnya bahwa pembentukan negara Palestina merdeka tercapai, maka hubungan damai dengan Israel dilarang.

Dukungan Arab masa lalu itu adalah salah satu dari sedikit keuntungan Palestina dalam pembicaraan damai yang hampir mati dengan Israel, menurut laporan yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (1/9/2020).  

Baca juga: Momen Bersejarah, Penerbangan Komersial Pertama Israel-UEA Mendarat di Abu Dhabi

Warga Palestina telah mengadakan protes publik dan membakar bendera UEA dengan marah.

"Tentu saja pengkhianatan UEA tidak akan berlangsung lama, tapi stigma ini akan selalu diingat. Mereka membiarkan rezim Zionis masuk ke wilayah tersebut dan melupakan Palestina," kata Khamenei. 

"Emirat akan dipermalukan selamanya...Saya berharap mereka bangun dan memberi kompensasi atas apa yang mereka lakukan," tambahnya.

Baca juga: Penasihat Sekaligus Menantu Trump, Jared Kushner Puji Kesepakatan Damai Israel-UEA

Otoritas Iran telah dengan keras mengkritik kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat antara UEA dan musuh lama Teheran, Israel.

Beberapa pejabat Iran secara terang-terangan memperingatkan UEA dan Israel yang membina hubungan lebih dekat, berisiko menimbulkan ketegangan besar di Timur Tengah.

Seorang pejabat Emirat tidak setuju dengan komentar Khamenei.

Baca juga: Menantu Donald Trump Akan Jadi Orang Pertama yang Naik Penerbangan Komersial Israel-UEA

"Jalan menuju perdamaian dan kemakmuran tidak melalui hasutan dan ujaran kebencian," kata anggota pejabat kementerian luar negeri, Jamal al-Musharakh.

"Retorika semacam itu kontraproduktif bagi perdamaian di wilayah tersebut," imbuhnya.

Israel dan UEA mengharapkan keuntungan ekonomi dari kesepakatan normalisasi kedua belah pihak.

Baca juga: Berdamai, Sambungan Telepon Israel-UEA Mulai Berfungsi

Akomodasi penerbangan pertama antara negara Arab dan Israel dalam lebih dari 20 tahun, yang sebagian besar tertempa melalui ketidakpercayaan bersama terhadap musuh regional, Iran.

Warga Palestina kecewa dengan langkah UEA, khawatir itu akan melemahkan posisi Arab lama yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan dan penerimaan kenegaraan Palestina dengan imbalan hubungan normal dengan negara-negara Arab.

Menteri luar negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahya merekam pesan untuk diaspora Palestina yang tinggal di sana pada Senin (31/8/2020), hari penerbangan komersial pertama antara Israel dan Emirates.

Baca juga: Komunitas Yahudi UEA Anggap Perjanjian Israel-UEA Berbuah Perdamaian

Al Nahyan mengatakan bahwa dia ingin meyakinkan komunitas Palestina tentang komitmen negaranya, untuk "mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," ujarnya.

"Kami akan terus mendukung perjuangan Palestina berdasarkan pendirian bersejarah kami yang berasal dari keyakinan yang berakar dalam dan tak tergoyahkan yang tidak akan pernah berubah sebagai hasil dari pertimbangan apa pun," kata Sheikh Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com