ABU DHABI, KOMPAS.com - Bagi negara yang kaya minyak seperti Uni Emirat Arab (UEA), mudah saja bagi mereka menyediakan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) atau pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) bagi rakyatnya.
Apalagi, cadangan minyak bumi dan gas di bawah tanah negara tersebut melimpah ruah.
Namun, berada di zona nyaman tidak serta merta membuat UEA leha-leha. Justru negara tersebut mulai melirik sumber energi lain bisa diandalkan jika sewaktu-waktu minyak mereka habis.
Tenaga nuklir adalah salah satu sumber energi yang dilirik negara tersebut. Setelah penantian dan perjuangan yang cukup panjang, pada 1 Agustus lalu, UEA resmi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) milik mereka.
PLTN tersebut diberi nama Barakah. Nawah Energy Company melaporkan telah berhasil memulai pengoperasian Unit I dari PLTN Barakah sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.
Baca juga: Uni Emirat Arab Aktifkan Reaktor PLTN Pertamanya
PLTN Barakah menjadi PLTN pertama dari bangsa Arab. Bangsa Yahudi melalui Israel dan bangsa Persia melalui Iran telah memiliki PLTN terlebih dahulu.
PLTN Barakah seakan-akan menunjukkan kebangkitan bagi bangsa Arab untuk menyusul ketertinggalannya ihwal teknologi energi dari kedua bangsa itu di kawasan.
Diwartakan Deutsche Welle, analis dari Arab Gulf States Institute, Sara Bazoobandi, mengatakan selama bertahun-tahun UEA memikirkan bagaimana jika suatu cadangan minyak mereka habis.
Maka dari itu, sejak 2002, UEA mulai mendirikan Perusahaan Pengembangan Mubadala untuk berinvestasi dalam teknologi masa depan, termasuk energi terbarukan, di seluruh dunia.
"Pemimpin politik UEA sangat menyadari bahwa transisi dari ekonomi berbasis minyak ke ekonomi berbasis pengetahuan adalah kuncinya," kata Bazoobandi.
Produk domestik bruto (PDB) UEA sendiri masih sangat bergantung pada minyak dan gas. pada, UEA mengekspor minyak mentah senilai 50 miliar dollar AS (Rp 746 triliun) ke berbagai negara di dunia.
Pemerintah UEA berpendapat, energi terbarukan seperti nuklir dan matahari bisa jauh lebih murah di masa depan.
Selain itu, sumber energi terbarukan juga relatif aman dari gejolak politik dan terorisme, di mana harga minyak cenderung sangat fluktuatif saat situasi global bergejolak.
Baca juga: Terobosan Besar, AS Berencana Bangun PLTN di Mars dan Bulan
Pudah sejak lama UEA memikirkan untuk mengembangan energi nuklir di negaranya. Pada 2008, UEA meluncurkan roadmap berjudul 'Evaluasi dan Pengembangan Potensi Energi Nuklir yang Damai'.
Roadmap tersebut menguraikan kebutuhan untuk mengembangkan sumber energi listrik tambahan untuk memenuhi proyeksi permintaan di masa depan dan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.