Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namibia Tolak Tawaran Jerman Senilai 10 Juta Euro untuk Ganti Rugi Genosida Masa Kolonial

Kompas.com - 16/08/2020, 21:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

WINDHOEK, KOMPAS.com - Namibia menolak tawaran uang dari Jerman senilali 10 juta euro (Rp 176,7 miliar) sebagai bentuk ganti rugi terhadap pembantaian kolonial pada abad ke-20.

Presiden Namibia, Hage Geingob pada Selasa (11/8/2020) mengatakan ganti rugi yang ditawarkan oleh Jerman untuk pembunuhan massal dalam pada awal abad ke-20 "tidak dapat diterima", menurut laporan yang dilansir dari Daily Mail pada Kamis (13/8/2020).

Penjajah Jerman di Namibia membunuh puluhan ribu penduduk asli Herero dan Nama dalam pembantaian 1904-1908, yang oleh para sejarawan disebut sebagai genosida pertama abad ke-20.

Pada 2015, kedua negara mulai merundingkan kesepakatan yang akan menggabungkan permintaan maaf resmi oleh Jerman serta bantuan pembangunan.

Baca juga: Peringati 75 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II, Jepang Janji Tidak Ulangi Tragedi Perang

Geingob pada Selasa diberi pengarahan oleh utusan khusus pemerintahnya, Zed Ngavirue tentang status negosiasi.

Pengarahan tersebut berlangsung menjelang putaran terakhir pembicaraan yang tanggalnya belum ditetapkan.

"Tawaran saat ini untuk ganti rugi yang dibuat oleh pemerintah Jerman tetap menjadi masalah yang luar biasa dan tidak dapat diterima oleh pemerintah Namibia," kata Geingob dalam sebuah pernyataan setelah pengarahan.

Geingob juga menambahkan bahwa Ngavirue telah diminta untuk "melanjutkan negosiasi untuk tawaran yang direvisi".

Baca juga: Video Viral Diduga Genosida Uighur Beredar di Internet

Jumlah uang yang ditawarkan sebagai ganti rugi adalah 10 juta euro (Rp 176,7 miliar), menurut sebuah laporan di DW.

Presiden juga mencatat bahwa Jerman telah menolak untuk menerima istilah "ganti rugi", karena kata itu juga dihindari selama negosiasi negara dengan Israel setelah Holocaust.

Ngavirue menolak rujukan Jerman untuk ganti rugi sebagai "penyembuh luka" dan mengatakan terminologi itu akan diperdebatkan lebih lanjut, menurut pernyataan itu.

Berlin tidak segera bersedia untuk mengomentari klaim tersebut.

Baca juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani Ancam Jadikan Rumah Mustafa Kemal Ataturk Museum Genosida

Jerman telah mengakui bahwa kekejaman terjadi di tangan otoritas kolonialnya dan beberapa pejabat bahkan telah mengakuinya sebagai genosida.

Namun, negara itu telah berulang kali menolak untuk membayar ganti rugi langsung, dengan alasan jutaan euro kepada pemerintah Namibia untuk bantuan pembangunan.

Namibia disebut Jerman, Afrika Barat Daya selama pemerintahan Jerman 1884-1915, dan kemudian disahkan di bawah kekuasaan Afrika Selatan selama 75 tahun, akhirnya memperoleh kemerdekaan pada 1990.

Baca juga: Bendungan Lembah Berisi 30.000 Mayat Bekas Genosida Ditemukan di Rwanda

Ketegangan memuncak pada 1904, ketika Herero bangkit, diikuti oleh Nama, dalam pemberontakan yang dihancurkan oleh pasukan kekaisaran Jerman.

Dalam Pertempuran Waterberg pada Agustus 1904, sekitar 80.000 Herero melarikan diri termasuk wanita dan anak-anak.

Pasukan Jerman mengejar mereka di tempat yang sekarang dikenal sebagai Gurun Kalahari. Hanya 15.000 Herero yang selamat.

Baca juga: Trump Sebut Flu Spanyol 1917 yang Hentikan Perang Dunia II

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com