Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Antibodi Llama Bisa Bantu Obati Penderita Covid-19

Kompas.com - 02/08/2020, 12:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Saat Fifi si llama asyik mengunyah rumput di sebuah padang di Reading, Inggris, sistem kekebalan tubuhnya menyediakan templat untuk terobosan dalam pengobatan virus corona.

Para ilmuwan dari Rosalind Franklin Institute di Inggris menggunakan antibodi khusus dari tubuh Fifi untuk membuat terapi pendorong kekebalan tubuh.

"Koktail antibodi" berbasis-llama yang dihasilkan bisa masuk tahap uji klinis dalam beberapa bulan ke depan.

Perkembangan ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Structural and Molecular Biology.

Pengobatan ini menggunakan antibodi llama "yang direkayasa", yang ukurannya relatif kecil, dan jauh lebih terstruktur daripada antibodi dalam darah kita sendiri. Ukuran dan struktur itu berarti mereka dapat "didesain ulang" di lab.

Baca juga: Ini Dia Uji Coba Vaksin Corona yang Menghasilkan Antibodi

'Mencari kunci' untuk virus corona

Profesor James Naismith, direktur Rosalind Franklin Institute - dan peneliti utama dalam studi ini - mengibaratkan teknik ini seperti memotong anak kunci yang cocok dengan 'lubang kunci' virus corona.

"Dengan antibodi llama, kami punya anak kunci yang tidak begitu pas - mereka akan masuk ke lubang kunci tapi tidak bisa diputar," ujarnya.

"Jadi kami mengambil kunci itu dan menggunakan biologi molekuler untuk memolesnya, sampai kami mendapatkan anak kunci yang cocok."

Antibodi adalah bagian dari hal yang dikenal sebagai sistem imun adaptif; mereka adalah molekul yang, pada dasarnya, berubah bentuk untuk merespons virus atau bakteri yang menyerang.

"Lalu jika Anda terinfeksi kembali," Prof. Naismith menjelaskan, "tubuh Anda mencari [partikel virus] dengan antibodi yang menempel di sekitarnya dan menghancurkannya."

Jenis terapi imun ini pada dasarnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh orang sakit dengan antibodi yang telah beradaptasi dengan virus.

Baca juga: Antibodi terhadap Covid-19 Menurun, Studi Inggris Ungkap Potensi Infeksi Ulang

Sudah ada bukti bahwa darah yang kaya antibodi, diambil dari orang yang baru saja pulih dari virus corona, dapat digunakan sebagai pengobatan. Tapi trik utama dengan terapi antibodi yang didapatkan dari llama ini ialah para ilmuwan bisa memproduksi antibodi yang khusus untuk virus corona dengan mudah dan cepat.

Bagian kecil yang direkayasa ulang dari antibodi llama juga dikenal sebagai nanobodi, kata Prof Naismith.

"Di laboratorium, kita dapat membuat nanobodi yang membunuh virus hidup dengan sangat baik - lebih baik daripada hampir semua yang kita lihat," imbuhnya. "Mereka sangat pandai membunuh virus dalam kultur sel."

Nanobodi membunuh virus dengan mengikat - atau mengunci - bagian yang dikenal sebagai "protein jangkar" pada kapsul virus; menonaktifkan jangkar itu membuatnya tidak bisa menempel ke sel manusia.

"Pada dasarnya, yang kami lakukan di laboratorium sama dengan yang dilakukan semua sistem kekebalan di dalam tubuh," Prof Naismith menjelaskan.

"Dan kami bisa melakukan ini dengan sangat cepat, jadi jika virusnya berubah tiba-tiba, atau kami mendapat virus baru, kami bisa merekayasa nanobodi baru di laboratorium."

Tim ilmuwan yang dipimpin Prof. Naismith menargetkan pengujian terapi prospektif yang mereka kembangkan pada hewan musim panas ini, dengan harapan memulai uji klinis pada akhir tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com