Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Lockdown Bukan Strategi Berkelanjutan untuk Hentikan Covid-19

Kompas.com - 28/07/2020, 18:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (27/7/2020) mendesak seluruh negara untuk menerapkan strategi komprehensif berdasarkan pengetahuan lokal, di mana virus menyebar di sana, karena lockdown bukan strategi berkelanjutan.

Melansir AFP pada Senin (27/7/2020), penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan, dikatakan WHO, tetap menjadi bagian penting dari strategi banyak negara untuk memerangi Covid-19.

Berbagai negara di Eropa di negara lainnya sebagian telah melonggarkan aturan pembatas perjalanan, setelah adanya penurunan jumlah kasus Covid-19, tapi selang tak lama angka kasus meningkat lagi yang memunculkan diskusi lockdown kembali.

Baca juga: Pria Ini Beli Lamborghini Pakai Dana Bantuan Virus Corona AS

Badan kesehatan PBB memperingatkan bahwa langkah lockdown tidak dapat dipertahankan tanpa ada batas waktu, dan juga hanya akan berguna, jika dikombinakasikan dengan berbagai langkah lain untuk mendeteksi dan memutus rantai penularan.

"Terus menjaga agar perbatasan internasional tetap tertutup tidak selalu menjadi strategi yang berkelanjutan untuk ekonomi dunia, untuk orang miskin di dunia, atau untuk orang lain," kata Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan kepada wartawan dalam konferensi virtual.

Akan hampir mustahil bagi masing-masing negara untuk mempertahankan penutupan perbatasan dalam jangka waktu panjang, sebab mempertimbangkan kebutuhan ekonomi, pekerjaan, dan perdagangan yang harus dijalankan.

Baca juga: Dua Kali Terlihat Memakai Masker, Trump Harap Vaksin Corona Siap Akhir Tahun Ini

Ryan mengakui bahwa tidak mungkin dunia "memiliki kebijakan tunggal" untuk menghadapi serangan Covid-19 yang masuk ke suatu wilayah berbeda.

Wabah berkembang secara berbeda di negara berbeda.

Suatu negara harus menggali informasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi lokasi dan bagaimana proses penyebaran virus corona di daerah lokal mereka.

Suatu negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan tingkat penyebaran virus corona yang tinggi, mungkin dapat menerapkan lockdown untuk mengendalikan situasi, tapi negara lain bisa menerapkan cara berbeda untuk kasus berbeda.

Baca juga: WHO: Virus Corona Darurat Kesehatan Paling Parah yang Pernah Dihadapi

Jangan "hilang kendali"

Ryan mengatakan negara-negara harus siap untuk memperketat atau melonggarkan tindakan yang sesuai untuk tidak "hilang kendali" terhadap virus, yang telah menewaskan sekitar 650.000 orang dan menginfeksi 16,3 juta di seluruh dunia.

"Hilang kendali terhadap virus, jumlah kasus bisa kembali naik," ujar Ryan.

Baca juga: Penasihat Keamanan Trump Positif Terinfeksi Virus Corona

Pimpinan teknis WHO terhadap Covid-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa ketimbang mengharapkan langkah-langkah drastis untuk mengendalikan virus corona, orang perlu menyesuaikan perilaku mereka untuk jangka waktu yang panjang.

"Apa yang harus kita cari tahu, seperti apa penampilan normal kita yang baru? Normal baru kita seperti melakukan physical distancing dari orang lain, (dan) mengenakan masker yang sesuai," kata Kerkhove kepada wartawan.

Selain itu, normal baru juga mencakup pengetahuan yang perlu ditambah mengenai penyebaran virus corona.

"Normal baru kita termasuk kita mengetahui di mana virus ini menyebar setiap hari, di mana kita tinggal, di mana kita bekerja, di mana kita ingin bepergian," ujar Kerkhove.

Baca juga: Tentara Israel Hancurkan Pos Pemeriksaan Virus Corona Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com