Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang Teori Konspirasi QAnon "Tommy G" Rupanya Perampok Bank

Kompas.com - 25/07/2020, 11:51 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Seorang tokoh konspirasi QAnon Tommy Gelati dilansir Daily Beast memiliki sederet nama selebritas yang menurutnya berada di penjara, atau secara diam-diam akan dimasukkan ke tahanan.

Menggunakan akun Twitter terverifikasi dengan lebih dari 230.000 pengikut dan podcast yang sangat populer, Gelati yang juga dikenal dengan nama Tommy G dan telah membangkitkan teori konspirasi QAnon di hadapan publik.

Salah satunya, dia mengatakan bahwa tokoh-tokoh terkemuka dari Partai Demokrat dan Hollywood akan segera ditangkap dalam gelombang penahanan massal yang disebut para penganut QAnon sebagai 'badai'.

Baca juga: Pengikut QAnon Percaya Trump Perang Melawan Penguasa Rahasia Dunia

Gelati mengklaim bahwa beberapa selebritas terkemuka telah melakukan tindakan penyiksaan menggunakan adrenochrome terhadap anak-anak.

Bahkan aktor Hollywood terkemuka, Tom Hanks yang baru sembuh dari virus corona tak luput dari teori konspirasi QAnon-nya.

Menurut Gelati, potongan rambut Tom Hanks baru-baru ini membuktikan bahwa dia diam-diam melakukan siaran acara Saturday Night Live dari penjara.

Baca juga: Twitter Blokir QAnon, Siapa Mereka?

Siapa sebenarnya Tommy Gelati alias TOMMY G?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Mandatory outdoor masks .... ok. Here’s mine. ????

A post shared by Tommy G (@tommygpatriot) on Jul 8, 2020 at 10:55am PDT

Dari semua unggahannya di media sosial, sampai Twitter telah memblokirnya, pengikut QAnon sejatinya tidak mengenal siapa Gelati sesungguhnya.

Melansir Daily Beast, Gelati pernah ditahan di penjara federal hampir 2 tahun setelah mengatur sebuah perampokan bank yang sensasional dengan komplotan penjahat yang dia namakan "College Boy Robbers".

Terkenalnya Gelati di media sosial bisa dipahami bagaimana orang-orang dapat menemukan kembali diri mereka dan menemukan kesuksesan melalui teori konspirasi.

Gelati juga membawakan sebuah acara bertajuk "No Mercy" melalui Podcast dan menyatakan keyakinannya pada teori konspirasi QAnon.

Baca juga: Konspirasi QAnon, Akankah Berdampak pada Pemilu Presiden AS?

Penganut QAnon meyakini bahwa serangkaian petunjuk anonim oleh tokoh yang berinisial 'Q' adalah sinyal rahasia dari dalam pemerintahan Trump yang mengungkap bahwa dunia dikendalikan oleh komplotan rahasia yang terdiri dari paedofil-kanibal dari Partai Demokrat dan Hollywood.

Sementara Biro Penyelidikan Federal (FBI) mempertimbangkan gerakan QAnon berpotensi menjadi terorisme domestik karena menginspirasi tindak pembunuhan, rencana penculikan anak dan agenda kejahatan lainnya.

Dalam utas Twitter Gelati yang viral sebelum diblokir, dia memberitahu para pengikutnya bahwa QAnon mengungkap Presiden Donaldt Trump akan segera menebus negara itu dengan membersihkan musuh-musuhnya.

Gelati adalah salah satu promotor utama dari teori konspirasi sebelumnya yang mengatakan bahwa Wayfair, sebuah perusahaan e-commerce Amerika yang menjual furnitur dan barang-barang rumah tangga menggunakan situs web tersebut untuk perdagangan anak.

Pihak Wayfair membantah tuduhan itu namun tidak menuntut kicauan Gelati tentang teori konspirasinya terhadap perusahaan itu yang telah dibagi lebih dari 27.000 dan disukai lebih dari 1,4 juta orang di Twitter.

Baca juga: Twitter Cracks Down on Accounts Linked to QAnon Group

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com