WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Penggemar band rock Linkin Park mengecam ulah Donald Trump yang berkampanye memakai lagu In The End.
Mereka menyindir, kelakuan Presiden Amerika Serikat (AS) itu bisa membuat mendiang vokalis Chester Bennington bangkit dari kuburnya.
Selain itu penggemar Linkin Park juga mengungkit lagi twit Chester yang mengkritik keras Trump, sebelum taipan real estate tersebut menang pemilu AS 2016.
Twit tertanggal 11 Desember 2015 itu berbunyi, "Donald Trump adalah ancaman yang lebih besar bagi Amerika Serikat daripada terorisme."
Chester Bennington sendiri telah tewas bunuh diri pada 2017.
Baca juga: Kampanye Pakai Lagu Linkin Park, Retweet Trump Dihapus Twitter
Selain memancing reaksi dari penggemar Linkin Park, twit sang presiden juga membuat Twitter bertindak lantaran ada pelanggaran hak cipta.
Twitter langsung menonaktifkan retweet Trump pada Sabtu (18/7/2020), karena memakai lagu In The End tanpa izin.
Sementara itu Linkin Park melalui akun resmi Twitter-nya mengonfirmasi mereka telah memerintahkan penurunan video itu, setelah mengetahui twit tersebut menyebar luas.
"Linkin Park tidak pernah dan tidak sedang mendukung Trump, atau memberi wewenang kepada organisasinya untuk menggunakan musik kami. Penghentian dan pencabutan telah dilayangkan," tulis band tersebut di Twitter.
Linkin Park did not and does not endorse Trump, nor authorize his organization to use any of our music. A cease and desist has been issued.
— LINKIN PARK (@linkinpark) July 19, 2020
Video berbau kampanye pemilu AS 2020 ini awalnya diunggah oleh direktur media sosial Gedung Putih Dan Scavino.
Twitter lalu menonaktifkan twit tersebut dan memberi label pelanggaran hak cipta.
Baca juga: Video Viral Batik Disebut Kerajinan Tradisional China, Netizen Ramai Ribut di Twitter
Daily Mail pada Minggu (19/7/2020) mewartakan, video yang di-retweet Trump tidak berisi versi asli In The End, tetapi cover yang dibuat oleh kolaborasi Fleurie dan Jung Youth.
Musisi yang disebut terakhir pun mengecam penggunaan hasil karya secara ilegal.
"Hari ini saya menemukan Trump secara ilegal menggunakan lagu cover saya sebagai bagian dari video propaganda yang dia twit," tulisnya.
"Siapa pun yang mengenal saya tahu saya menentang kefanatikan dan rasialisme. Terima kasih banyak untuk semua orang di komunitas Twitter yang membantu menurunkan videonya!!"