Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impian Para Penambang Batu Giok Myanmar yang Lenyap karena Longsor

Kompas.com - 05/07/2020, 15:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

HPAKANT, KOMPAS.com - Lima orang Yay Ma Hsay atau "yang tidak dicuci", julukan bagi penambang batu giok di Myanmar, tiba pada Kamis pagi waktu setempat (2/7/2020).

Mereka sampai di lereng bukit, dan siap menggali demi mendapatkan sebongkah batu mulia yang akan memberikan kemakmuran bagi mereka.

Tetapi, hanya tiga yang kembali, dengan lainnya menjadi korban ketika tambang longsor karena hujan lebat dan mengubur setidaknya 174 orang.

Baca juga: Tambang Batu Giok di Myanmar Longsor, 113 Orang Tewas

Salah satu dari penambang yang selamat adalah Sai Ko (22), di mana dia lolos dari lumpur dan mesin pengering batu karena berpegangan pada jenazah temannya.

Temannya, Zaw Lwin (29) dan adiknya, San Lwin, secara ajaib "dimuntahkan" oleh aliran lumpur, di mana mereka selamat dalam keadaan telanjang.

Namun nasib bagus tidak menimpa dua rekan mereka yang lain, Than Niang dan Thet Shin, yang tewas dalam insiden di Negara Bagian Kachin itu.

Than dikremasi pada Sabtu (4/7/2020), dengan Thet diasumsikan tewas karena jenazahnya tak ditemukan bersama sejumlah korban lain di tambang Hwekha.

"Kami mempunyai banyak impian untuk membantu keluarga kami. Tapi ini tak sepadan. Saya tak akan kembali lagi," ucap Sai Ko.

Tepi bukit tempat di mana teman-temannya terkubur itu menyimpan batu giok, batu mulia yang berlokasi di perbatasan dengan China.

Baca juga: Kesaksian Korban Longsor Tambang Batu Giok: Hanya dalam Semenit, Semua Orang Hilang

Dilansir AFP Minggu (5/7/2020), industri bernilai miliaran dollar tersebut didominasi perusahaan yang ada hubungannya dengan militer Myanmar.

Bagi migran di seantero negeri, yang rela menempuh perhalanan hingga ratusan kilometer ke Hpakant, mendapat batu mahal itu sangatlah susah.

Sai mengungkapkan, mereka pernah berburu hingga 10 hari hanya mendapatkan potongan kecil bernilai antara 7 dollar AS (Rp 101.941) hingga 14 dollar AS (Rp 203.883).

"Baru jika kami mendapatkan batu yang berukuran besar, mereka (perusahaan tambang) bersedia untuk menerimanya," ucap si penambang.

Sembari membersihkan kotoran di wajah suaminya, istri Sai Ko, Pan Ei Phyu mengatakan mereka akan segera pulang ke Mandalay.

"Saya tidak ingin dia menggali batu itu sepanjang hidupnya. Saya hanya ingin keluarga kami bisa bersatu," jelas sang istri.

Baca juga: [VIDEO] Detik-detik Tambang Batu Giok di Myanmar Longsor dan Tewaskan Ratusan Pekerja

Tim penyelamat membawa mayat korban dalam tanah longsor dari daerah penambangan batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin, Myanmar utara Kamis, 2 Juli 2020. AP Photo/Myanmar Fire Service Department/Handout Tim penyelamat membawa mayat korban dalam tanah longsor dari daerah penambangan batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin, Myanmar utara Kamis, 2 Juli 2020.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

Global
Rusia Ragu ISIS Serang Konser Moskwa: Pasti Ulah Ukraina Dibantu Barat

Rusia Ragu ISIS Serang Konser Moskwa: Pasti Ulah Ukraina Dibantu Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com