Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-penembakan yang Tewaskan 25 Orang, RS di Afghanistan Buka Lagi

Kompas.com - 02/07/2020, 16:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Pihak berwenang Afghanistan secara resmi membuka kembali rumah sakit Dasht-e-Barchi di Kabul termasuk bangsal bersalinnya, pada hari Rabu kemarin.

Beberapa minggu lalu, rumah sakit tersebut tutup akibat fasilitas di dalamnya rusak parah buntut serangan dari kelompok bersenjata..

Serangan tersebut sampai menewaskan 25 orang termasuk para ibu melahirkan, di mana pelakunya adalah tiga orang bersenjata pada 12 Mei lalu.

Baca juga: Kisah Zainab, 7 Tahun Menanti Kehadiran Buah Hati, Hanya Berjumpa 4 Jam Sebelum Tewas akibat Pembantaian

Serangan yang sampai membunuh ibu melahirkan itu memicu kemarahan internasional, menambah kesedihan sebuah negara yang sudah terkoyak perang puluhan tahun.

Orang-orang bersenjata itu sebagian besar berfokus pada bangsal bersalin, yang pada saat itu dijalankan oleh Dokter Lintas Batas (MSF).

Laporan yang dilansir dari AFP (2/7/2020), menyebutkan kelompok itu telah membunuh "secara sistematis" 16 ibu selama penyerangan yang berlangsung berjam-jam.

Baca juga: Ibu Ini Susui 20 Bayi yang Ditinggal Mati Ibu Mereka akibat Pembantaian di Kabul

Akhir Mei, sejumlah petugas kesehatan MSF telah keluar dari rumah sakit karena khawatir terhadap faktor keamanan di sana, yang hingga saat ini pihak berwenang masih belum yakin dalang di balik serangan itu.

"Hari ini, dengan bantuan rekan-rekan kami di kementerian kesehatan masyarakat dan kerja sama dari MSF, kami berhasil mengoperasikan rumah sakit ini menggunakan sumber daya yang ada," Menteri Kesehatan Afghanistan, Ahmad Jawad Osmani dalam upacara pembukaan kembali.

Osmani mengatakan sekitar 40 dokter, perawat, bidan, dan petugas kesehatan dari rumah sakit lain dikerahkan ke rumah sakit Dasht-e-Barchi untuk menyediakan layanan kesehatan.

Kepala rumah sakit, Attiqullah Qaati, mengatakan bangsal bersalin melanjutkan kegiatan operasi dari Rabu dengan beberapa peralatan yang disediakan oleh MSF.

Pihak MSF mengatakan fasilitas kesehatan di Afganistan adalah salah satu proyek terbesarnya yang dilakukan di seluruh dunia.

Tidak ada kelompok yang mengakui serangan itu, tetapi Presiden Afganistan, Ashraf Ghani menyalahkan Taliban dan kelompok ekstrimis Negara Islam (IS).

Baca juga: ISIS Klaim Serangan di Kabul, 32 Orang Tewas

Kecurigaan itu lantaran rumah sakit itu terletak di lingkungan miskin yang didominasi oleh komunitas minoritas Syiah Hazara yang di masa lalu telah diserang oleh militan dari kedua kelompok tersebut.

Lebih dari 70 pekerja dan pasien yang dirawat di bawah program perawatan kesehatan MSF telah terbunuh di Afghanistan sejak 2004.

Pada Oktober 2015, sebuah rumah sakit MSF di provinsi utara Kunduz dihancurkan oleh serangan udara AS, menewaskan 42 orang.

Sementara, Osmani menyebutkan ada 14 petugas kesehatan telah terbunuh dalam "serangan teroris" di pusat kesehatan Afghanistan selama enam bulan terakhir.

Bulan lalu, Misi Bantuan PBB di Afghanistan menyalahkan pasukan Taliban dan Afghanistan atas selusin tindakan kekerasan terhadap fasilitas perawatan kesehatan selama 10 minggu hingga 23 Mei.

Baca juga: Korban Serangan Milisi di Rumah Sakit Afghanistan Meningkat Jadi 24 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com