Kakak Paus Benediktus XVI Meninggal di Usia 96 Tahun

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Kakak Paus Benediktus XVI dilaporkan meninggal dunia di usia 96 tahun, demikian keterangan yang diberikan Vatikan.

Kabar duka itu terjadi dua pekan setelah Paus yang bertakhta dari 2005 sampai 2013 itu berkunjung ke Jerman untuk menjenguk kakaknya.

Bapa Georg Ratzinger dilaporkan dirawat di Regensburg, kota yang berlokasi di kawasan Bavaria, yang juga menjadi tempat tinggalnya.

Baca juga: Paus Benediktus XVI Tuding Ada yang Berusaha Membungkam Dirinya

Paus Benediktus XVI berkunjung Juni lalu ketika kondisi sang kakak memburuk. Menjadi kunjungan perdana di luar Italia sejak mundur 2013 silam.

Sejak mundur, Bapa Suci dengan nama asli Joseph Ratzinger itu tinggal di sebuah biara kecil yang berlokasi di dalam Vatikan, dilaporkan AFP Rabu (1/7/2020).

Dia tidak banyak tampil di muka publik sejak menjadi Paus pertama yang mundur dalam 600 tahun terakhir, di mana kesehatan jadi alasan utamanya.

Sosok yang menganut konsep tradisional di Gereja Katolik, posisinya kemudian digantikan oleh Paus Fransiskus yang merupakan seorang reformis.

Berdasarkan laporan Vatican News, Benediktus yang kini bergelar Paus Emiritus tersebut kini jadi satu-satunya yang masih hidup di keluarganya.

Kakak beradik itu dikatakan menjalin "ikatan yang kuat", di mana mereka berdua sama-sama ditahbiskan menjadi imam pada Juni 1951.

"Sejak awal, kakak saya tidak hanya menjadi rekan, tetapi juga pemandu yang dapat dipercaya," ujar Benediktus dalam wawancara 2008.

Baca juga: Pesan Kemanusiaan Paus Benediktus dan Master Cheng Yen

Dia menjelaskan, Georg menjadi panutan karena mempunyai sikap yang jelas. Tak jarang dia menjadi solusi ketika sang Paus Emiritus menemui tantangan.

Georg Ratzinger dilaporkan menjadi konduktor paduan suara katedral Regensburg yang berusia 1.000 tahun, dikenal sebagai Regensburger Domspatzen.

Tetapi, koor terkenal itu jadi sorotan atas skandal pelecehan anak di dalam gereja buntut sebuah laporan yang muncul pada 2017.

Dalam laporan tersebut, terdapat lebih dari 500 bocah laki-laki mengalami pelecehan seksual dari 1945 hingga awal 1990-an.

Laporan tersebut mengkritik tokoh senior gereja karena tidak merespons secara tegas, termasuk Bapa Georg yang memimpin antara 1964-1994.

Bapa Georg mengklaim, dia sama sekali tidak tahu mengenai insiden yang dilaporkan terjadi di dalam sekolah.

Baca juga: Paus Fransiskus Pertimbangkan Usulan Pria Berkeluarga Jadi Pastor, Paus Benediktus Menentang