ST LOUIS, KOMPAS.com - Pasangan Pria dan perempuan yang menodongkan senjata api kepada pengunjuk rasa mengaku takut akan kemarahan massa.
Kini, identitas pasangan yang menodongkan senjata api pada para pengunjuk rasa di kawasan elit St. Louis, Missouri, Amerika Srikat (AS) terkuak. Sang pria bernama Mark McCloskey (63) dan sang wanita bernama Patricia (61).
Keduanya menodongkan senjata api di mana Mark McCloskey menggengam senapan semi otomatis sedangkan Patricia membawa pistol.
Pada video sebelumnya, keduanya menodongkan senjata api kepada para pengunjuk rasa yang berada di luar rumahnya.
Baca juga: Pasangan Ini Menodongkan Pistol ke Arah Aktivis BLM
Saat diwawancarai KMOV-TV, McCloskey mengaku bahwa dia dan pasangannya berprofesi sebagai pengacara.
Dia mengaku saat itu mereka takut akan "kemarahan massa" yang terjadi di jalan privat kawasan elit tersebut.
Dia juga mengklaim bahwa para pengunjuk rasa terlihat terburu-buru ke arah rumahnya ketika dia dan pasangannya tengah makan. Hal itu membuatnya merasa "nyawanya terancam".
"Ini semua adalah properti pribadi. Tidak ada trotoar publik atau jalanan publik. Kami semua diberitahu bahwa kami akan dibunuh, rumah kami akan dibakar, dan anjing kami juga akan dibunuh. Kami sendirian menghadapi kemarahan massa," ujarnya dilansir dari Sky News.
Pihak kepolisian mengatakan pasangan itu mendengar keributan di jalan dan melihat segerombolan orang menghancurkan gerbang besi.
Pada gerbang besi itu sendiri, menurut kepolisian, tertulis "dilarang masuk tanpa izin" dan "jalan pribadi".
Baca juga: Aktivis Black Lives Matter Ini Minta Patung Yesus di Eropa Diturunkan, Kenapa?
Gerombolan itu setidaknya berjumlah sekitar 500 orang. Beberapa orang di dalam kerumunan itu terlihat mengajak rekannya untuk meninggalkan tempat itu.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump me-retweet sebuah cuitan dari ABC News tentang kejadian itu tanpa berkomentar.
Kepolisian Metropolitan St. Louis mengonfirmasi bahwa mereka tengah menyelidiki insiden "penyerangan dan pelanggaran" di lingkungan Central West End tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataan tersebut juga tertulis bahwa saat kejadian petugas polisi "meminta bantuan" di sebuah blok di Portland Place.
"Para korban menyatakan bahwa mereka berada di properti mereka ketika mendengar keributan yang keras dari jalan," bunyi pernyataan itu.