NEW DELHI, KOMPAS.com - China dan India telah sepakat untuk mengurangi ketegangan, seminggu setelah terjadi bentrokan terparah dalam lebih dari 50 tahun terakhir di perbatasan kedua negara.
Akibat bentrokan tersebut, 20 tentara India tewas sedangkan China belum mengungkap jumlah tentara yang tewas atau luka-luka.
Pertempuran yang terjadi pada Senin (15/6/2020) terjadi dengan baku hantam memakai pentungan, batu, serta adu jotos.
Baca juga: Menlu Jerman Desak India dan China Deeskalasi Militer di Perbatasan
Jatuhnya korban tewas adalah yang pertama kalinya terjadi di perbatasan itu sejak 1975, yang menandai keretakan besar dalam hubungan India dan China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, setelah pembicaraan antara para komandan militer regional pada Senin (22/6/2020), kedua pihak "sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mendinginkan situasi".
Press Trust of India mengatakan, pertemuan itu mempertemukan Letnan Jenderal Harinder Singh komandan Corps 14, dan Mayor Jenderal Liu Lin komandan Distrik Militer Tibet.
"Adanya pertemuan ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak ingin menangani ketidaksepakatan mereka, mengelola situasi, dan melakukan deeskalasi situasi melalui dialog dan konsultasi," kata Zhao dikutip dari AFP Selasa (23/6/2020).
Zhao menambahkan, kedua pihak "bertukar pandangan secara terbuka dan mendalam" serta "sepakat tetap menjalin komunikasi dan saling berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di perbatasan".
Baca juga: China Klaim Sepihak Lembah Galwan, India: Berlebihan dan Tak Bisa Dipertanggungjawabkan
New Delhi belum memberi komentar resmi, tetapi sebuah sumber militer di India mengatakan, setelah pertemuan yang berlangsung hampir 11 jam, ada "kesepakatan bersama untuk menarik mundur pasukan".
Sumber tersebut menambahkan, cara-cara untuk mengurangi gesekan di Ladakh, seberang Tibet, "sudah dibicarakan dan akan diterapkan oleh kedua pihak".
Sementara itu, di saat Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar tidak membahas langsung soal bentrokan di sambutan pembukanya, Menlu Rusia Sergei Lavrov berkata Moskwa tidak merasa perlu melakukan mediasi antara India dan China.
"Saya kira China atau India tidak butuh bantuan apa pun," ucap Lavrov dikutip dari AFP.
Baca juga: Secara Sepihak, China Klaim Lembah Galwan yang Diperebutkan dengan India
Sebagai tambahan informasi, Rusia adalah pemasok senjata utama ke kedua negara tersebut.
Times of India melaporkan, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh di Moskwa pekan ini akan mendesak Rusia mempercepat pengiriman rudal S-400 serta suku cadang untuk pesawat tempur, tank, dan kapal selam.