Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Sebut Trump "Penuh dengan Omong Kosong"

Kompas.com - 18/06/2020, 16:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump tidak tahu jika Inggris adalah negara nuklir, dan mengira Finlandia bagian dari Rusia.

Klaim itu tertuang dalam buku yang ditulis oleh mantan penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, berisi pengalamannya selama di Gedung Putih.

Pemerintahan Trump disebut berusaha berusha menggagalkan publikasi buku Bolton. Namun, salinannya dilaporkan sudah diterima media AS.

Baca juga: Trump Dikabarkan Minta Bantuan Xi Jinping agar Menang Pilpres

Buku dari John Bolton itu memaparkan serangkaian tudingan. Termasuk klaim sang presiden berusaha mengintervensi kasus kriminal.

Dilansir Daily Mirror Rabu (17/6/2020), upaya intervensi tersebut supaya dia mendapatkan "kekuasaan layaknya diktator yang disukainya".

Pada Januari, Trump menjalani sidang pemakzulan atas tuduhan dia membekukan bantuan militer ke Ukraina, agar calon rivalnya, Joe Biden diinvestigasi.

Kutipan dari buku berjudul The Room Where It Happened: A White House Memoir dipublikasikan media ternama AS seperti The Washington Post, New York Times, dan Wall Street Journal.

Buku tersebut mengungkapkan berbagai fakta pengabaian presiden 74 tahun itu. Seperti kenyataan bahwa Inggris merupakan senjata nuklir.

Dalam bukunya, Bolton menuliskan bagaimana Trump bertemu dengan Perdana Menteri Inggris saat itu, Theresa May, pada 2018.

Saat itu, May menyebut kepemilikan senjata pemusnah massal mereka. "Oh, jadi kalian punya senjata nuklir?" tanya Trump.

Baca juga: Donald Trump, Membuat Amerika Berjaya Kembali

Saat itu, pertanyaan sang presiden "jelas bukan lelucon". Bahkan, stafnya sempat mengolok-olok ketika tidak ada bosnya.

Kemudian satu momen lain adalah ketika Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memberikan catatan kepada mantan Duta Besar AS untuk PBB itu.

"Dia (Trump) penuh dengan omong kosong," ujar Pompeo ketika presiden dari Partai Republik itu bertemu Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Bolton menulis, Pompeo kemudian mengatakan kepadanya bahwa gaya diplomasi presiden ke-45 AS tersebut "jauh dari kesuksesan".

Sang mantan penasihat juga mencatat, dalam potret layu lainnya, kalangan intelijen menyebut rapat dengan presiden adalah hal paling membuang waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Global
Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Global
DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

Global
Jerman Akan Kirim Fregat 'Hamburg' untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Jerman Akan Kirim Fregat "Hamburg" untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Global
Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Global
Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Global
Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Global
Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Global
Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Global
Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Global
Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Global
Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Global
Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com