Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seret Tersangka Pakai Sepeda Motor, 3 Polisi Kenya Ditahan

Kompas.com - 12/06/2020, 18:01 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

NAIROBI, KOMPAS.com - Tiga orang petugas polisi di Kenya ditahan setelah sebuah video menunjukkan mereka menyeret seorang wanita di sepeda motor.

Wanita yang diseret itu diduga telah terlibat dalam perampokan, di dalam video itu tampak petugas lainnya tengah mencambuk wanita yang terus memohon agar mereka berhenti menyiksanya.

Wanita itu kemudian dibawa ke rumah sakit karena patah kaki dan cedera akibat siksaan yang dia dapatkan.

Sementara itu, selama ini polisi Kenya memang sering dituduh melakukan kebrutalan.

Baca juga: Bikin Mesin Cuci Tangan, Bocah asal Kenya Ini Raih Penghargaan Presiden

Pekan lalu, pengawas polisi mengatakan setidaknya 15 orang telah tewas dibunuh oleh polisi selama aturan batasan negara itu akibat pandemi Covid-19.

Banyak orang meminta agar para polisi ini ditangkap dan didakwa namun tidak ada aksi apa pun yang dilakukan sampai saat ini.

Salah satu yang terbunuh bernama Yassin Moyo (13). Juru bicara kepolisian, Charles Owino mengatakan pada BBC bahwa penembakan itu adalah insiden yang terjadi saat petugas hendak membubarkan massa dan menembakkan peluru ke langit.

Seorang pengawas hak asasi manusia PBB telah mendokumentasikan kekerasan yang dilakukan polisi di 182 komunitas termasuk tindakan pemukulan, penggunaan amunisi dan gas air mata, kekerasan seksual dan merusak properti.

Baca juga: Model Rambut Virus Corona Ini Jadi Tren di Kenya

 

"Saya tidak tahu bagaimana saya bisa selamat dari ini," ujar Mercy Cherono (21) kepada harian Standard Kenya setelah menyaksikan siksaan yang dia alami dan terekam dalam klip video berdurasi 1,5 menit yang telah tersebar di media sosial.

Menurut media itu, insiden yang dialami Cherono terjadi di Oleguruone, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 250 kilometer dari ibu kota Nairobi pada Minggu (31/5/2020).

Celana panjang dan pakaian dalamnya melorot sampai lutut ketika dia diseret di sepanjang jalan berlumpur menggunakan sepeda motor dan berakhir di tengah kerumunan.

"Saya meminta belas kasih tapi petugas tidak menghiraukan," ujarnya dari kasur rumah sakit. "Sampai sekarang, saya tidak tahu kejahatan apa yang saya lakukan sampai saya dihukum," ujarnya.

Baca juga: Kisah Janda Kenya Memasak Batu untuk 8 Anaknya yang Kelaparan

Cherino diduga telah menjadi bagian dari operasi gengster yang beranggotakan 3 orang dan merampok beberapa benda dari salah satu rumah polisi, sebagaimana dilaporkan TV lokal.

Gubernur Nakuru mengabarkan pada wartawan pada Rabu kemarin bahwa perbuatan para polisi yang tampak di dalam video itu tidak bisa ditoleransi.

"Tindakan primitif semacam itu terus melukiskan citra gelap penegak hukum kami. Polisi harus jadi pelindung bagi semua tersangka sampai terbukti bersalah di pengadilan," kata surat kabar Daily Nation mengutip ucapan Lee Kinyanjui.

"Gagasan tidak bersalah sampai terbukti bersalah harus ditegakkan setiap saat. Bagi Mercy, dia tampaknya sudah dijatuhi hukuman sebelum persidangannya. Ini seharusnya tidak pernah terjadi," tambah gubernur.

Departemen Investigasi Kriminal Kenya mengatakan 3 petugas polisi yang sekarang ditahan membantu penyelidikan atas insiden tersebut.

Baca juga: Beri Bantuan Covid-19 bagi Warga, Gubernur di Kenya Masukkan Miras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com