Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituntut Taiwan Minta Maaf soal Tragedi Tiananmen, China: Omong Kosong

Kompas.com - 05/06/2020, 10:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan menuntut China minta maaf atas kekerasan yang dilakukan di Tiananmen pada 1989, tetapi China menyebutnya "omong kosong".

Permintaan itu dilayangkan dalam hari peringatan tentang aksi unjuk rasa para pelajar, yang ditangani China dengan menerjunkan tank serta pasukan militer.

Ratusan orang terbunuh dalam penindasan oleh Partai Komunis China, dalam demonstrasi yang menyerukan reformasi demokratis itu.

Baca juga: Demonstrasi Hong Kong, Taiwan Siap Ulurkan Bantuan untuk Demonstran

Acara terbuka mengenai insiden itu dilarang di China. Para pembangkang kerap diciduk polisi pada hari-hari menjelang 4 Juni.

"Di seluruh dunia ada 365 hari dalam setahun. Namun di China, satu dari hari-hari itu sengaja dilupakan setiap tahun," kata Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Twitter.

Tsai berujar, Beijing harus menghadapi buntut insiden itu, sama seperti Taiwan terpaksa mengakui masa lalunya yang otoriter sebelum transisi ke demokrasi pada 1990-an.

"Ada satu hari yang hilang di kalender kami, tetapi kami telah berusaha mengungkapnya. Saya berharap suatu hari China dapat mengatakan hal yang sama," tulisnya.

Ratusan orang berkumpul di Taipei pada Selasa (2/6/2020) untuk menyalakan lilin guna mengenang orang-orang yang meninggal di Tiananmen.

Beberapa dari mereka yang bergabung adalah warga Hong Kong yang pindah ke Taiwan, menyusul protes pro-demokrasi tahun lalu yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Baca juga: Inggris Tawarkan Suaka bagi Warga Hong Kong, Begini Peringatan China

"Jangan menyerah"

"Kita dapat dengan bebas dan aman mengekspresikan pikiran kita pada 4 Juni di Taiwan dan menuntut pemulihan," ujar Judith Ng (47) kepada jurnalis AFP di dekat spanduk bertuliskan "Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita".

Ng mengatakan dia pindah ke Taiwan pada Desember 2019 bersama putranya yang masih remaja, setelah ikut demonstrasi.

"Kami tidak akan pernah melupakan 4 Juni dan kami tidak akan pernah menyerah memperjuangkan demokrasi Hong Kong," tambah Edith Chung seorang imigran lainnya dari Hong Kong.

Warga Taiwan dikabarkan sangat mengikuti kerusuhan yang terjadi di Hong Kong.

Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, dan berjanji suatu hari akan merebutnya kembali, bahkan secara paksa jika perlu.

Mereka mengusulkan model "Satu Negara Dua Sistem" seperti yang pernah dijalankan di Hong Kong.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com