Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasihat Medis China Bantah Data Virus Corona Negaranya Masih Meragukan

Kompas.com - 17/05/2020, 21:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com - Penasihat medis China, Dr Zhong Nanshan, membantah bahwa data virus corona milik negaranya masih diragukan sejumlah negara.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah mengakui bahwa otoritas Wuhan, kota yang pertama kali mendeteksi wabah, sudah tidak jujur.

Dalam wawancara dengan CNN Minggu (17/5/2020), Dr Zhong Nanshan membantah bahwa data resmi China masih diragukan oleh sejumlah pihak.

Baca juga: Penasihat Medis China Sebut Wuhan Tak Jujur soal Virus Corona

Dengan kasus infeksi virus corona di Negeri "Panda" melebihi 87.000, Presiden Amerika Serikat (AS) (AS) Donald Trump menaruh curiga.

Presiden berusia 73 tahun itu berulang kali menuding bahwa Beijing menyembunyikan sesuatu, dan menyebut virus itu berasal dari Wuhan.

Zhong menekankan, pemerintah negaranya belajar dari wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang terjadi pada 2002 sampai 2004 silam.

Saat itu, pakar pulmonogi yang dijuluki "Pahlawan SARS" itu mengatakan, Beijing menutupi pandemi tersebut selaam dua sampai tiga bulan.

Agar tidak mengulang kesalahan 17 tahun silam, pemerintah pusat kemudian memerintahkan semua daerah, mulai provinsi hingga distrik, melaporkan angka kasus sebenarnya.

"Jika Anda tidak melakukannya, Anda akan dihukum. Jadi, sejak 23 Januari, saya kira semua data yang dipaparkan... adalah akurat," kata dia.

Dia mengaku kaget dengan banyaknya angka penularan Covid-19 di AS, menyebut negara Barat tak menganggap serius penyakit ini.

Baca juga: Kurang Imunitas, China Masih Rapuh Hadapi Gelombang Kedua Virus Corona

Zhong menduga negara di Eropa, atau bahkan AS, menganggap virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tak ubahnya dengan flu. "itu salah," tegasnya.

Dokter berusia 83 tahun tersebut juga membantah klaim Trump dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, bahwa Covid-19 berasal dari lab di Wuhan.

Dia mengaku sudah berulang kali menanyakannya kepada Shi Zhengli, pemimpin Institut Virologi Wuhan, apakah ada virus yang tengah dikerjakannya bocor.

"Dia menganggapnya sangat konyol. Dia tak pernah berbuat seperti itu," ujar Zhong yang menyebut Shi sebagai "teman baik".

Sang penasihat medis menjelaskan, pada Februari laboratorium Shi sempat diselidiki untuk membuktikan klaim Washington itu.

Hasilnya selama penyelidikan berdurasi dua pekan yang dilaksanakan tim dari penyakit menular China, mereka tak menemukan apa pun.

"Shi menerangkan berdasarkan peralatan, fasilitas, maupun sumber daya manusia, mereka tidak akan bisa menciptakan virus buatan," klaim Zhong.

Baca juga: Muncul Klaster Baru Covid-19 di Jilin, China, 1.205 Desa Lockdown

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com