Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terombang-ambing, Nasib Rohingya di Tengah Ketatnya Perbatasan Asia Tenggara

Kompas.com - 16/05/2020, 23:16 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi orang-orang Rohingya saat ini semakin diperparah dengan adanya kebijakan push-back yang dilakukan Thailand, Malaysia, dan Indonesia dalam istilah "Maritim Ping-Pong". 

Meski, Indonesia sejauh ini sudah memulai dialog regional dan menunjukkan keberpihakannya pada tragedi kemanusiaan yang menimpa Rohingya. 

Menurut Saad Hammadi, Campaigner di South Asia Regional Office (SARO) of Amnesty International, pada rapat pers yang digelar Amnesty International Indonesia, sebanyak ratusan bahkan sampai ribuan orang Rohingya terdampar di lautan saat ini di tengah krisis virus corona yang melanda secara global.

Rohingnya, diulas secara umum oleh Hammadi, "(adalah) etnis minoritas yang beragama Islam di Myanmar yang didominasi oleh pengikut Buddha." 

Baca juga: Ketika Virus Corona Mulai Menginfeksi Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh...

Hammadi juga menambahkan bahwa baru-baru ini sebanyak dua kapal yang memuat 700 warga Rohingya telah diturunkan di Bangladesh dan difasilitasi tempat (kamp) di sana. Meski begitu, kondisinya jauh dari kata 'layak'.

Sebelumnya bahkan sebanyak 200 orang Rohingya diterima di Malaysia dan mendapat tempat di sana.

"Mereka telah melarikan diri dari kejahatan paling mengerikan sejak akhir 1970-an sampai Agustus 2017. Lebih dari 1 juta orang Rohingya kini berada di Bangladesh," ungkap Hammadi.

Di Bangladesh, orang-orang Rohingya dijejalkan ke kamp-kamp pengungsi yang berdesakan di ruang seluas 6.000 hektar. 

Baca juga: Myanmar Dituduh Genosida Rohingya, Ini Peringatan Aung San Suu Kyi

"Kondisi itu sangat tidak efisien, itu bukan kehidupan yang kita semua ingin lihat di negara itu," papar Hammadi. Kondisi mereka kini bahkan memprihatinkan, tempat yang tak layak sangat mendukung kerentanan pada virus corona.

Dilansir Reuters, seorang pejabat senior Bangladesh serta juru bicara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan pada Kamis (14/5/2020) bahwa seorang pengungsi Rohingya dan warga sekitar pengungsian di Bangladesh positif terjangkit Covid-19.

Kini, mungkin lebih dari 1.000 orang Rohingya masih terombang-ambing di lautan. Mereka berharap mendapatkan kehidupan layak di negara lain seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Kehidupan yang layak itu juga termasuk masa depan yang lebih baik dan pekerjaan yang mampu menghidupi mereka.

Orang-orang Rohingya selama ini terpaksa melakukan perjalanan sulit dan sangat berbahaya di lautan agar sampai ke Thailand dan Indonesia juga negara lainnya di Asia Tenggara.

Sayangnya, kondisi pandemi virus corona membuat banyak negara menutup perbatasan mereka.

Ratusan orang Rohingya tewas akibat kekurangan bahan pangan dan tidak bisa mengakses masuk melalui perbatasan karena ketatnya peraturan perbatasan di masa pandemi.

Baca juga: Ribuan Pengungsi Rohingya di Bangladesh Sepakat Pindah ke Pulau di Teluk Benggala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com