Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Ribu Dokter Inggris Beli APD Sendiri, Merasa Tidak Dilindungi Pemerintah

Kompas.com - 03/05/2020, 21:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Survei terbaru dari British Medical Association (BMA) menunjukkan, hampir separuh dari total dokter di Inggris membeli Alat Pelindung Diri (APD) sendiri atau menerima dari sumbangan.

Meski diyakini stok APD di Inggris telah diperbanyak, BMA mengatakan 16.343 dokter di Inggris mengatakan masih banyak yang harus dilakukan pemerintah untuk melindungi petugas medis.

Dilansir dari The Independent Minggu (3/5/2020), serikat pekerja mengatakan survei yang diadakan pada 28-30 April ini adalah yang terbesar untuk pekerja kesehatan selama wabah Covid-19.

Baca juga: Covid-19, Inggris Siapkan Skenario Stalin jika PM Boris Johnson Meninggal

Hasil survei menunjukkan 48 persen responden mengatakan mereka mencari APD sendiri atau dicarikan departemennya, atau mendapat sumbangan dari badan amal maupun perusahaan lokal.

Kemudian jika dijabarkan lagi dari dokter-dokter itu, penerimanya adalah 55 persen dokter umum dan 38 persen dokter di rumah sakit.

Hampir dua pertiga dari total dokter Inggris mengatakan, mereka merasa hanya sebagian dilindungi atau bahkan tidak dilindungi sama sekali selama masa pandemi virus corona.

Baca juga: Ramadhan 2020, Masjid Inggris Lebih Ramai untuk Pemakaman Korban Covid-19

Lalu hampir sepertiga responden atau 30 persen mengatakan, mereka tidak membicarakan APD, kekurangan staf, pengujian, atau kekuarangan obat, karena mereka pikir itu tidak akan membantu.

Selain kekhawatiran tentang APD, survei ini juga mengungkapkan dampak tanggapan Covid-19 di Inggris terhadap kesehatan mental pekerja kesehatan di garis terdepan.

Lebih dari seperempat dokter mengaku menderita kondisi kesehatan mental, termasuk depresi dan cemas, yang terkait atau diperburuk oleh pekerjaan selama masa pandemi.

Baca juga: Kediaman Monster, Penjara Baru untuk Reynhard Sinaga Pemerkosa Terburuk dalam Sejarah Inggris

Dr Chaand Nagpaul ketua dewan BMA mengatakan, data tersebut adalah "kecaman terhadap kegagalan pemerintah memastikan petugas layanan kesehatan di seluruh negeri diberikan peralatan yang memadai."

Ia menambahkan bahwa "masih banyak yang harus dilakukan pemerintah untuk melindungi pekerja di garis terdepan."

Seorang dokter menuliskan komentarnya di kolom yang tersedia dalam survei itu, menyebut situasi APD adalah "kekecewaan semua staf".

Baca juga: Siap Bekerja Lagi, PM Inggris Boris Johnson Langsung Hadapi Tugas Berat

Dokter lain mengungkapkan mereka bisa "mengatasinya" tetapi mengakui itu adalah "waktu yang mengkhawatirkan" di garis depan, dengan "ketiadaan pelindung mata dan hanya celemek tipis serta masker bedah murah."

Dr Nagpaul lalu menanyakan ke pemerintah, bagaimana bisa memastikan pandemi terkendali jika petugas kesehatan "tidak dibuat aman"?

PM Inggris Boris Johnson dalam konferensi pers pada Kamis (30/4/2020) menerangkan, ada hambatan dalam menyediakan APD, tetapi para penanggung jawab telah "bekerja sekeras tenaga, siang dan malam, untuk memenuhinya."

Baca juga: Ketidaksetaraan Ras di Inggris Picu Peningkatan Kasus Kematian akibat Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com