Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketidaksetaraan Ras di Inggris Picu Peningkatan Kasus Kematian akibat Covid-19

Kompas.com - 23/04/2020, 13:25 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

 

LONDON, KOMPAS.com - Pemerintah Inggris telah didesak untuk mengakui bahwa ras dan ketidaksetaraan ras adalah faktor risiko untuk Covid-19 setelah penelitian Guardian mengungkapkan bahwa etnis minoritas (kulit hitam) di Inggris yang sekarat memiliki jumlah yang sangat tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih.

Orang-orang dari kelompok minoritas ini secara umum memiliki angka kematian tinggi akibat virus corona, sebanyak 27 persen yang membenarkan ketakutan terburuk dari para pegiat kampanye yang mengatakan sekarang tidak ada pertanyaan tentang jumlah korban yang berlebihan.

Analisis Guardian menemukan bahwa dari 12.593 pasien yang meninggal di rumah sakit hingga 19 April, 19 persennya adalah orang berkulit hitam, orang Asia dan etnis minoritas (BAME) meski pun kelompok-kelompok ini hanya 15 persen dari populasi umum di Inggris.

Dan analisis mengungkapkan bahwa tiga wilayah London dengan populasi BAME tinggi adalah Harrow, Brent dan Barnet.

Termasuk di antara lima otoritas lokal dengan tingkat kematian tertinggi di rumah sakit dan masyarakat.

Baca juga: Warga Australia Asal China Jadi Sasaran Serangan Rasial di Melbourne

Temuan ini mengonfirmasi kecurigaan laporan lokal, tingkat rawat inap dan bukti dari negara lain, bahwa kelompok minoritas memang menghadapi risiko terbesar.

Dan mereka menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa daerah dengan populasi etnis minoritas tinggi di Inggris dan Wales cenderung memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Meski pun belum jelas mengapa masyarakat dengan jumlah penduduk BAME yang lebih tinggi secara proporsional tampak kritis dengan tingkat yang lebih tinggi, seorang pakar kesehatan masyarakat dan etnis mengatakan bahwa perampasan sosial adalah indikator terkuat untuk kematian itu karena meningkatnya beban penyakit yang mendasarinya.

"Ada ketidaksetaraan kesehatan yang ada dalam populasi (BAME) tetapi apa yang tercermin dalam pandemi ini adalah bahwa ketidaksetaraan itu benar-benar muncul," kata Wasim Hanif, profesor diabetes dan endokrinologi di University Hospital Birmingham.

Dia menambahkan, "Kematian terjadi dalam kaitannya dengan komplikasi yang berhubungan dengan diabetes sepanjang waktu, seperti dengan penyakit kardiovaskular dan kanker, tetapi mereka tidak pernah menjadi berita utama dan itulah dampak yang kita lihat sekarang."

Baca juga: Hentikan Imigran ke AS, Trump Prioritaskan Pekerjaan untuk Orang Amerika

Penemuan ini yang sejalan dengan kekhawatiran lain terkait rasio kematian di antara petugas medis BAME berdasar pada dua set data dan dua kumpulan analisis.

Salah satunya berasal dari NHS dan mencakup kematian di rumah sakit-rumah sakit di Inggris sampai 19 April.

Penemuan itu didasari dari angka-angka baru dari kantor Statistik Nasional yang memecah angka kematian dengan otoritas lokal sampai 3 April. Memungkinkan pencocokan kematian dengan data polusi, usia, perampasan, kepadatan populasi dan populasi BAME di Inggris dan Wales untuk pertama kalinya.

Sebagian besar penduduk BAME diduga kuat menjadi korban kematian yang disebabkan oleh Covid-19.

Analisis menunjukkan bahwa setiap 10 persen peningkatan warga etnis minoritas, terdapat 2.9 lebih kematian akibat Covid-19 per 100.000 orang.

Baca juga: Backpacker di Pedalaman Australia Dilempari Batu dan Diminta Pulang ke Negara Asal Mereka

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com