Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Meningkat, Swedia Tetap Tenang dan Terapkan Lockdown "Skala Rendah"

Kompas.com - 15/04/2020, 15:17 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber ABC News

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Swedia menerapkan kebijakan yang relatif lebih liberal untuk memerangi pandemi virus corona, meskipun telah ada lonjakan tajam dalam kematian akibat virus tersebut.

Kondisi kerumunan di tepi laut Stockholm, beberapa orang menikmati koktail di bawah sinar matahari adalah yang bisa dilihat di Swedia, sedangkan di negara lain tentu sudah dilarang.

Kepala Ahli Epidemiologi dan Ahli Strategi paling tinggi dalam melawan virus corona, Anders Tegnell, merasa tidak khawatir.

Pria berusia 63 tahun ini menjadi sosok penting di Swedia. Dia muncul di media dan mengadakan rapat singkat harian yang membahas perkembangan wabah virus corona dengan tenang dan tepat.

Karena negara-negara di Eropa telah membatasi pergerakan warga, Swedia lebih menerapkan lockdown dengan skala rendah yang condong pada keberlanjutan periode yang lebih lama.

Baca juga: Warga Korea Utara Rayakan Hari Matahari Dengan Memakai Masker

Sementara itu, kritik datang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurut Presiden Trump, Swedia akan membayar mahal karena menerapkan herd immunity.

Sebuah tindakan yang membiarkan banyak orang sakit untuk membangun imunitas dalam populasi.

Trump berkata, "Swedia melakukan itu, herd (immunity). Mereka menyebut herd immunity dan Swedia sangat menderita (akibatnya). Itu cara kerja herd immunity."

Tetapi, Menteri Kesehatan Swedia Lena Hallengren baru-baru ini mengatakan kepada The Associated Press, "Kami tidak pernah memiliki strategi untuk herd immunity."

Sejauh ini, Swedia telah melarang pertemuan yang lebih besar dari 50 orang, menutup sekolah menengah dan universitas, dan mendesak mereka yang berusia di atas 70 tahun atau yang berisiko lebih besar dari virus untuk mengisolasi diri.

Pendekatan yang lebih lunak berarti bahwa sekolah untuk anak-anak kecil, restoran, dan sebagian besar bisnis masih terbuka, menciptakan kesan bahwa orang Swedia masih menjalani kehidupan mereka seperti biasa.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona di Kota New York Diyakini Lebih dari 10.000 Orang

Namun, ketika Johan Klockar menyaksikan putranya menendang bola di sekitar lapangan selama latihan sepak bola di Stockholm, analis keuangan berusia 43 tahun itu mengatakan tidak seperti itu (kondisinya).

Dia dan istrinya bekerja dari rumah dan menghindari jalan-jalan yang tidak perlu. Mereka bersosialisasi dalam lingkaran yang sangat kecil, dan membatasi kontak putra mereka dengan orang-orang yang dilihatnya di sekolah atau latihan sepak bola.

"Masyarakat berkegiatan, tapi saya pikir itu sangat terbatas," kata Klockar. "Selain situasi semacam ini, sekolah, latihan sepak bola, kami pada dasarnya melakukan (kegiatan) untuk tinggal di rumah."

Sementara sebagian besar bisnis di Swedia masih beroperasi, biaya ekonomi pandemi sudah dirasakan.

Halaman:
Baca tentang
Sumber ABC News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com