Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Penyebab Covid-19 di New York Terbanyak | Kabar Media Asing tentang Gunung Anak Kratau Meletus

Kompas.com - 12/04/2020, 05:48 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Kabar Populer Global hari ini, datang dari Amerika Serikat dan Indonesia.

New York menjadi kota dengan kasus terbanyak virus corona di dunia saat ini. Sekitar separuh korban meninggal di Amerika Serikat (AS) akibat virus corona ada di sana.

Sementara itu, dentuman keras hari Sabtu (11/04/2020) pada dini hari di Indonesia direspon oleh media asing.

Media Inggris Daily Mail menuliskan, letusan Gunung (Anak) Krakatau mengeluarkan kepulan asap setinggi 15 kilometer (km) ke udara.

Kedua artikel Kedua artikel itu bisa Anda baca selengkapnya di kabar populer global yang terjadi sepanjang Sabtu (11/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020).

Baca juga: Kasus Domestik Meningkat, Gelombang Ketiga Covid-19 Hantam Singapura

1. Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

Wabah virus corona semakin serius untuk diperhatikan dunia, termasuk Amerika Serikat yang saat ini memimpin laporan pasien terkonfirmasi Covid-19. Kota New York memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari laporan tersebut.

Mengapa itu bisa terjadi, dan apa yang bisa diupayakan pemerintah untuk mengatasinya? Anda dapat menyimaknya [di sini].

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

2. Ini Kata Media Asing tentang Suara Dentuman Gunung Anak Krakatau Meletus

Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami erupsi pada Jumat malam (10/4/2020). Media asing ikut soroti suara dentuman yang menyertainya.

Media Asing mengabarkan adanya suara dentuman keras, yang "terdengar hingga 150 kilometer jauhnya di ibu kota Jakarta sekitar pukul 11 malam waktu setempat".

Apa saja media yang meliput kejadian Dentuman GAK, Jum'at lalu? Anda dapat membacanya [di sini].

3. Studi Terbaru Sebut Pasien Virus Corona Bisa Menderita Kerusakan Tubuh Sepanjang Hidup

Pasien yang selamat dari penyakit COVID-19 yang diakibatkan oleh virus corona, masih dapat menderita kerusakan tubuh yang abadi, termasuk hati dan jantung, demikian temuan terbaru para peneliti.

Berbagai studi tentang pasien yang pulih dari China, tempat penyakit ini pertama kali muncul pada November 2019, menunjukkan gangguan fungsi hati dan jantung. Kabar tentang studi tersebut dapat anda simak [di sini].

Baca juga: Studi Terbaru Sebut Pasien Virus Corona Bisa Menderita Kerusakan Tubuh Sepanjang Hidup

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com