Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua WHO Sebut Covid-19 Bisa "Bangkit Mengerikan" jika Lockdown Dicabut Terlalu Cepat

Kompas.com - 11/04/2020, 16:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

JENEWA, KOMPAS.com - Ketua Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan Covid-19 bisa "bangkit mengerikan" jika lockdown dicabut terlalu cepat.

Tedros menyatakan, setiap negara harus berhati-hati jika ingin mengangkat aturan, bahkan ketika mereka berkutat dengan krisis ekonomi.

Dua negara Eropa yang paling terdampak Covid-19, Spanyol dan Italia, bersiap melunakkan sejumlah larangan sembari mempertahankan lockdown.

Baca juga: Ancam Potong Dana untuk WHO, Trump Akan Umumkan Jumlahnya Minggu Depan

Saat ini dilansir BBC Sabtu (11/4/2020), terdapat lebih dari 1,6 juta kasus infeksi virus corona di seluruh dunia, dengan 102.000 orang meninggal.

Dalam konferensi pers virtual di Jenewa, Tedros menyatakan dia mengapresiasi positif tren penurunan di sejumlah negara Eropa.

Dia mengatakan, WHO bekerja sama dengan pemerintah untuk membentuk kebijakan strategis terkait kelonggaran sejumlah aturan pembatasan.

Tetapi, pejabat asal Etiopia itu menekankan meski sudah terbentuk, aturan tersebut tidak boleh langsung diterapkan begitu saja.

"Mencabut aturan lockdown terlalu cepat malah akan menimbulkan kebangkitan yang mengerikan. Jalan ke bawah masih tetap berbahaya jika yang atas tak dibenahi," kata dia.

Baca juga: AS Kritik WHO, Anggap Hiraukan Peringatan Dini Virus Corona dari Taiwan

Bagaimana Italia dan Spanyol melonggarkan pembatasan mereka?

Madrid menyatakan, sejumlah sektor non-esensial, seperti pabrik dan konstruksi, bisa diperbolehkan lagi bekerja mulai Senin (13/4/2020).

Pemerintah setempat mengumumkannya setelah mereka mencatatkan angka kematian harian terendah dalam 17 hari terakhir, yakni 605 orang.

Meski begitu, Negeri "Matador" tetap meminta warganya untuk melanjutkan social distancing di tengah liburan Paskah dan akhir pekan.

Di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan perpanjangan masa karantina wilayah hingga 3 April, menekankan pencapaian mereka tak boleh rusak.

Meski begitu, beberapa kelompok usaha yang terkena penutupan pada 12 Maret lalu mulai mendapat izin untuk beroperasi lagi pada Selasa (7/4/2020).

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Dirjen WHO Dr Tedros Dituduh China-sentris

Conte menyebut toko buku dan toko pakaian anak-anak boleh buka. Tapi media lokal memberitakan layanan binatu masuk ke dalam daftar.

Sejak kuncitara (kunci sementara/lockdown) diberlakukan, hanya supermarket dan apotek yang masih diperbolehkan untuk tetap buka.

Sementara itu, Tedros menuturkan bahwa kini Covid-19 mulai merembet ke negara lain, antara lain Afrika yang kini mencapai kawasan perkotaan.

"Saat ini, kami mengamati klaster kasus dan komunitas menyebar di 16 negara di benua tersebut," kata Tedros yang menjabat sebagai bos WHO sejak 2017 itu.

Dia mengaku telah bersiap untuk kasus-kasus parah di Afrika, yang salah satunya terjadi karena kurangnya sistem kesehatan.

Baca juga: Taiwan Tuntut Kepala WHO Minta Maaf, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com