WUHAN, KOMPAS.com - Kebahagiaan dan kelegaan. Itulah yang terpancar dari balik masker warga Wuhan setelah lockdown virus corona dicabut pada Rabu (8/4/2020).
Sempat sunyi, stasiun kereta dan terminal bus penuh sesak oleh eksodus warga yang kembali menghirup udara bebas setelah 76 hari dikarantina.
Hao Mei, orangtua tunggal yang berasal dari kota tetangga Enshi, mengungkapkan dia ingin bertemu dua anaknya yang sudah dia tinggal.
Baca juga: Pertunjukan Lampu Warnai Berakhirnya Masa Lockdown di Wuhan
Sebab, perempuan yang bekerja di sekolah memasak itu terjebak di Wuhan begitu lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona diberlakukan Januari lalu.
"Anda tidak tahu! Saya sudah bangun dari pukul 04.00. Saya begitu senang. Anak saya juga senang karena ibu mereka pulang," kata Hao.
Dilansir AFP, ibu 39 tahun itu mengaku menangis setiap malam karena putrinya yang paling kecil masih berusia 10 tahun saat ditinggal.
Berdasarkan keterangan pemerintah setempat, sekitar 55.000 orang akan meninggalkan Wuhan menggunakan moda transportasi kereta.
Bus dan mobil juga mulai meninggalkan kota pada Rabu pagi setelah pembatas disingkirkan, dengan pencabutan itu terjadi tengah malam waktu setempat.
Baca juga: Pasar di Wuhan Mungkin Bukan Sumber Penyebaran Corona, Ini Alasannya
Ibu kota Provinsi Hubei tersebut menjadi perhatian dunia setelah pada 23 Januari, China mengumumkan penutupan demi menanggulangi Covid-19.
Badan pengendalian penyakit China menyatakan, kemungkinan virus itu menular dari hewan liar ke manusia di Pasar Seafood Huanan.
Begitu Wuhan mengumumkan penutupan, kota lain di seantero Hubei mengkutinya. Membuat jutaan penduduknya terputus dari dunia.
Begitu Covid-19 itu menyebar ke seluruh dunia, sejumlah negara terpaksa menerapkan aturan kuno tersebut, membuat setengah umat manusia di rumah saja.
Di tengah korban, baik infeksi maupun meninggal, terus meningkat, kebijakan karantina massal itu mulai membuahkan hasil di Wuhan maupun kota lainnya di Negeri "Panda".
Dalam beberapa pekan terakhir, otoritas kesehatan setempat terus mengumumkan penurunan kasus penularan hingga kematian.
Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Kasus Baru di Wuhan dalam 6 Hari Beruntun
Partai Komunis, yang dituding lambat dalam merepons wabah serta tidak membeberkan angka sebenarnya, menyebut kebijakan itu sukses besar.