Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Virus Corona, Australia Umumkan Tutup Negaranya dari Pendatang

Kompas.com - 19/03/2020, 17:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia melalui Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan penutupan negaranya dalam upaya mereka memerangi virus corona.

Dalam pernyataan Morrison, larangan masuk bagi warga asing itu bakal diterapkan secara efektif pada Jumat (20/3/2020) pukul 18.00 waktu setempat.

PM Australia sekaligus Ketua Partai Liberal itu mengatakan, keputusan melakukan lockdown terjadi setelah dia berkonsultasi dengan komite keamanan nasional.

Baca juga: Viral Video Tulisan Cuci Tangan di Langit Australia

"Kami akan mulai menerapkan posisi di mana larangan masuk diterapkan bagi warga bukan ke Australia mulai besok malam," tegas dia.

Dalam aturan lockdown ini, warga "Negeri Kanguru" dan keluarganya masih diizinkan pulang. Namun, diminta untuk karantina selama 14 hari.

Dilansir dari The West Australian, Kamis (19/3/2020), Morrison menerangkan, langkah itu diambil karena meningkatnya virus corona di sana yang disebabkan imported case.

Kepada awak media, Morrison mengatakan, 80 persen kasus yang mereka laporkan terjadi akibat warganya ada yang tertular di luar negeri.

Atau dalam skenario kedua, individu itu terinfeksi dari orang yang baru saja pulang dari negara lain, demikian keterangan Morrison.

Dalam keputusan yang diumumkan, segala pertemuan indoor yang dihadiri oleh 100 orang dilarang. Sementara di luar ruangan, aparat bakal menghentikan agenda di atas 500 orang.

Restoran, gedung bioskop, ataupun lini bisnis lainnya bakal mendapat panduan bagaimana mengelola usaha mereka selepas pertemuan kabinet, Jumat.

Sekolah masih diizinkan untuk tetap buka, tetapi larangan ketat bakal diberlakukan supaya lansia bisa berada dalam isolasi guna mencegah penyebaran.

PM yang menjabat sejak Agustus 2018 itu mengatakan, pemerintahannya berusaha "membangun jembatan", di mana penutupan negara diiringi peningkatan sektor ekonomi dan kesehatan.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Warga Australia di Luar Negeri Diimbau Segera Pulang

Dia mengatakan, pemerintahannya mengantisipasi agar setidaknya enam bulan ke depan warga ataupun sektor usaha tidak ada yang terkena hantaman telak.

"Kami ingin membawa mereka menyeberangi sisi lain jembatan, di mana ekonomi dan kesehatan pulih, serta kehidupan warga Australia normal," paparnya.

Oleh sebab itu, Morrison menegaskan kepada publik "Negeri Kanguru" agar tidak menyerbu supermarket dan melakukan panic buying.

"Saya mengerti Anda semua tentunya gelisah. Namun, dalam enam bulan, kita harus bekerja sama jika ingin melewati ini semua," terangnya.

Pemimpin oposisi Anthony Albanese mendesak pemerintahan Morrison untuk menjabarkan sejauh apa transparansi mereka dalam menerapkan aturan mencegah virus corona.

Hingga Kamis, Australia mengumumkan adanya 641 penularan dengan 45 di antaranya kasus baru. Kemudian, 43 orang sembuh dan enam lainnya meninggal.

Baca juga: Supermarket Australia Buka Lebih Awal Khusus Orang Tua dan Disabilitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com