Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Suci Islam Syiah di Iran Ditutup karena Wabah Virus Corona

Kompas.com - 15/03/2020, 20:53 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP,Iran News

TEHERAN, KOMPAS.com - Makam Suci Imam Reza (AS) di situs kota suci Mashhad, Iran ditutup dari aktivitas ibadah sampai waktu yang ditentukan. Juru bicara makam suci tersebut memberitahukan pada Minggu (15/03/2020).

"Saat ini, beranda mausoleum dan umumnya semua ruang ditutup dan kuil suci juga ditutup," ungkap juru bicara tersebut kepada AFP.

Sementara itu, Iran News juga menegaskan bahwa Makam Suci Imam Reza (AS) yang selama ini menjadi tempat ziarah jutaan muslim Syiah di kota Mashhad, Iran tiap tahun terpaksa ditutup selama Tahun Baru Persia, Nowruz karena ancaman wabah virus corona.

Walikota kota Mashhad, Mohammad Reza Kalaei mengumumkan bahwa situasi wabah virus corona di Mashhad sudah sangat akut. Kota Mashhad saat ini mengalami pekan yang paling menentukan dalam memerangi wabah virus corona.

Berdasarkan pengumuman itu, empat halaman utama di Makam Suci Imam Reza (AS) termasuk Halaman Revolusi Islam dan Azadi juga terpaksa ditutup dari jemaah.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Iran Siapkan Kuburan Massal

Perpustakaan, penginapan, tempat salat, dan ibadah salat Jumat di kuil Makam Imam Reza (AS) juga ditiadakan demi mencegah penularan virus lebih lanjut.

Sebelumnya, Metro di kota Mashhad juga telah ditutup sejak awal Maret sampai 24 Maret mendatang. Sejak awal Maret, kota Suci Mashhad memang berada dalam zona merah virus corona.

Kereta bawah tanah kota Mashhad memiliki dua jalur dan 34 stasiun. Sebanyak 140 ribu orang selalu menggunakan transportasi bawah tanah ini dalam kegiatan harian mereka.

Sejak itu, transportasi publik dan tempat umum didesinfektan. Termasuk juga sistem metro dan bus-bus yang ada di ibukota Teheran untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas.

Sementara itu, pada Minggu (15/03/2020) Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan masalah ekonomi yang berdampak atas wabah virus corona.

Baca juga: Media Singapura Soroti Jokowi yang Mengaku Minum Jamu Sejak Virus Corona Mewabah

Pengumumannya dilakukan setelah pemerintah Iran dan perwakilan aktivis ekonomi membahas terkait kondisi perekonomian negara yang dulunya bernama Persia itu.

Rouhani mengatakan bahwa keputusan tentang kegiatan ekonomi yang normal adalah kebutuhan yang masih terus berjalan meski protokol dalam hal kesehatan selalu diutamakan.

Dia menegaskan bahwa rumor tentang karantina di negaranya adalah tidak benar. Toko-toko di Teheran tidak dikarantina. "Tidak dikarantina hari ini juga tidak dikarantina saat Tahun Baru Nowruz, semuanya bebas dalam bisnis mereka," ungkap Rouhani.

Menurut Alireza Zali, Teheran akan memasuki fase perang berikutnya melawan virus corona yang sampai saat ini telah menginfeksi lebih dari 3000 orang di Teheran.

Rouhani menegaskan bahwa sebuah pusat kontrol akan didirikan di pintu masuk kota Teheran untuk memantau kendaraan masuk dan keluar kota tersebut.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Salam Namaste dari India Jadi Populer

Alat pengecek suhu juga dapat memonitor 100 kendaraan pada satu waktu yang sama. Rouhani mengingatkan bahwa virus corona di Iran telah tumbuh 'lebih liar' dan lebih mematikan, karena banyak menelan korban jiwa meski tidak punya penyakit bawaan.

Zali mengatakan bahwa tahap ketiga karantina, yaitu penutupan semua kantor di Teheran dan menjaga orang-orang agar tetap di rumah masih belum dilaksanakan.

Meski begitu, Rouhani tetap meminta warganya untuk tinggal di rumah, menghindari bepergian atau melakukan kunjungan selama liburan Tahun Baru Nowruz demi mencegah penularan virus corona alias Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP,Iran News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com