Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan dari Dokter Xie Jiang yang Berjuang di Garis Depan Rumah Sakit Anzhen, Wuhan

Kompas.com - 29/02/2020, 09:36 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Seorang dokter yang bertugas di garis depan kasus korban infeksi virus corona di Wuhan menyampaikan pesan dan ceritanya kepada BBC.

Dokter Xie Jiang bekerja di rumah sakit Anzhen, salah satu rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, China berpesan, "Jangan pernah sekali-kali mengabaikan penyakit ini. Jangan pernah."

Di dalam unggahan video berisi percakapan wawancara antara jurnalis BBC dengannya, Xie Jiang mengatakan bahwa dirinya tiba di rumah sakit Anzhen pada awal bulan lalu.

Ketika itu, dia melihat banyak pasien terinfeksi virus corona memenuhi rumah sakit. "Mereka seperti lautan manusia. Padahal, fasilitas rumah sakit seperti kasur tidak mencukupi."

Situasi itu membuatnya yakin, tidak ada satu rumah sakit pun di dunia ini memiliki peralatan medis lengkap yang mampu menghadapi pasien sebanyak itu.

Baca juga: Paus Fransiskus Seka Hidung dan Batuk Saat Beri Dukungan ke Penderita Virus Corona

Meski begitu, hari demi hari pihak rumah sakit pada akhirnya memiliki peralatan canggih seperti ecmo (yang mendukung pasien untuk terus hidup), ventilator dan ventilator invasif.

Saat ini angka kematian di China dikabarkan menurun drastis dari bulan sebelumnya. Walau begitu, dokter Xie Jiang masih belum puas diri. Menurutnya, angka kematian masih relatif tinggi.

"Pasien yang memiliki gejala penyakit virus corona parah justru memiliki resiko kematian lebih tinggi dibandingkan penderita Sars," ungkapnya. Hal itu juga yang kini harusnya menjadi perhatian.

Baca juga: [POPULER INTERNASIONAL] Wakil Presiden Iran Positif Terjangkit Virus Corona | WNI di Wuhan Tak Terevakuasi Kecewa pada Pemerintah RI

Ketika dokter Xie Jiang ditanya apakah dirinya mengalami kesulitan dalam menguasai sisi emosionalitasnya, dia menjawab, "Sangat menyedihkan ketika mendengar anak muda meninggal karena penyakit ini."

Dia kemudian menceritakan tentang nasib dokter Li Wenliang yang tergolong masih sangat muda. Dokter Wenliang sebenarnya telah berusaha memperingatkan petugas medis lain terkait penyakit sejenis Sars yang akan mewabah.

"Dia sempat diinterogasi polisi. Dan ternyata dia memang benar,"ungkapnya sedih, "aku sangat sedih ketika mendengar berita tentangnya (dokter Wenliang). Ini merupakan pukulan besar bagi seluruh tenaga medis."

Belajar dari pengalaman ini, dokter Xie Jiang merasa seharusnya pemerintah China lebih bisa terbuka terhadap akses berita dan penyebaran informasi. 

"Pemberitahuan terbuka akan informasi merupakan hal yang amat penting. Jika saja kita semua tahu dari awal, maka hasilnya tidak akan separah hari ini," imbuhnya.

Dengan ekspresi kecewa dia juga memberitahukan bahwa suatu malam dia pernah kehilangan lima orang pasiennya. "Saya kehilangan lima orang pasien dalam suatu malam. Bisakah Anda bayangkan? Dalam satu malam," pungkasnya.

Penyebaran virus corona sangat cepat. Sejak pertama kali diketahui bermula di pasar Seafood Hunan di Wuhan, China, virus itu kini telah menginfeksi lebih dari 79 ribu orang di seluruh dunia. 

Baca juga: Dampak Virus Corona di Iran, Shalat Jumat Diliburkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com