KOMPAS.com - Aneka pastry dikenal erat kaitannya dengan Perancis. Satu yang paling populer adalah croissant.
Sumber Huffpost menulis, croissant sesungguhnya bukanlah pastry yang murni berasal dari Perancis.
Meski benar berasal dari Eropa, croissant pertama kali dibuat di Austria pada abad ke-17, sebelum terkenal di Perancis pada abad ke-18.
Smithsonian Magazine menulis, orang Perancis baru mengenal croissant pada abad ke-19, saat pastry ini dijual di toko kue khas Vienna atau Wina, ibu kota Austria.
Sejumlah ahli pun setuju bahwa croissant merupakan makanan yang terinspirasi dari kipfel khas Austria.
Bentuk kipfel sangat mirip dengan croissant. Melengkung seperti bulan sabit dan terbuat dari campuran mentega atau lemak babi. Gula dan almond juga kerap menjadi pelengkapnya,
Kipfel diperkirakan sudah ada sejak 1683 bahkan abad ke-12, disuguhkan sebagai makanan untuk merayakan kemenangan Austria dari Ottoman.
Konon, bentuk kipfel yang persis croissant terinspirasi dari bendera Ottoman, dibuat oleh seorang tukang roti pada pagi hari kala itu.
Baca juga:
Menurut penulis buku tentang sejarah croissant, Jim Chevallier, tidak ada acuan terkait kemunculan croissant di Perancis sebelum 1850.
Sejarah merujuk kemunculan croissant di Paris pertama kali terjadi pada 1838.
Pengusaha asal Austria, August Zang, membuka toko roti khas Wina pada tahun itu. Ia membuat iklan melalui surat kabar dan selembaran yang ditempel di jendela, membuat toko rotinya populer dan kebanjiran pelanggan.
Tiga roti unggulannya saat itu adalah roti Wina, roti kaiser, dan roti kipfel yang dibuat menggunakan oven uap.
Ramai pembeli di toko miliknya, tidak membuat Zang menetap lama di Paris. Beberapa tahun setelahnya, ia pindah kembali ke Austria dan mendirikan perusahaan surat kabar harian.
Namun, tanpa disangka, roti khas Austria yang dibuatnya di Pasris justru menjadi populer dan banyak ditiru.