KOMPAS.com - Segelas minuman segar dan kudapan berbalut daun singkut menyambut saya usai menjajal arung jeram di Ekowisata Batu Katak, Langkat, Sumatera Utara.
Nurmayati, salah satu pemasak di lokasi wisata ini mengatakan, nama kudapan ini adalah cimpa.
Cimpa berbentuk memanjang. Tidak seperti lontong yang tebal, cimpa cenderung tipis.
"Terbuat dari tepung pulut, diadon sampai lembek, sudah gitu dimasak (isiannya) gula merah dan kelapa," ujar Nurmayati saat ditemui Kompas.com di Jungle River, salah satu tempat wisata di Batu Katak, Jumat (23/9/2022).
Setelah dimasak, isian yang juga dikenal dengan sebutan unti tersebut dimasukkan ke dalam adonan tepung pulut dan dikukus hingga matang.
Adonan tepung pulut atau tepung ketan sudah harus ditaruh di atas daun singkut terlebih dulu.
Pembungkus cimpa ini berbentuk mirip seperti daun pandan. Hanya saja, daun singkut lebih lebar.
Baca juga:
Bisa dibilang, cimpa ini mirip dengan lepet atau bugis, tetapi bentuk dan ketebalannya berbeda.
Cimpa bisa dinikmati kapan saja. Makanan ini juga tak pernah absen pada tiap perayaan khusus.
Nurmayati menuturkan, cimpa umum disajikan sebagai makanan saat pernikahan atau dijadikan oleh-oleh dari Karo.
Teh manis atau kopi hangat biasa menjadi pelengkap menikmati cimpa. Minuman dingin juga boleh saja disantap bersama cimpa.
Saat mencicipi cimpa pertama kali, saya disuguhkan minuman dingin yang terbuat dari markisa dan air kelapa muda sebagai pendamping makanannya.
Baca juga: