Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2022, 18:07 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan khususnya ternak berpotensi merusak populasi.

Meskipun tidak berdampak buruk pada kesehatan manusia tetapi PMK akan menjadi masalah dari segi perekonomian apabila tidak segera diatasi.

Dokter hewan sekaligus pakar ternak di Institut Pertanian Bogor (IPB) Supratikno mengatakan bahwa wabah PMK tidak ada obatnya. Hewan yang terjangkit PMK umumnya akan sembuh sendiri sesuai dengan tingkat keparahannya.

Walau ada peluang hewan ternak akan sehat dengan sendirinya tetapi Tikno menyarankan bahwa sebaiknya masyarakat juga perlu melakukan tindakan pencegahan penularan wabah PMK.

Ia menyampaikan bahwa setidaknya ada empat cara yang bisa dilakukan supaya wabah PMK tidak berkembang biak.

Baca juga:

1. Lakukan biosekuriti

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan wabah PMK yaitu dengan menerapkan biosekuriti. Caranya dengan membatasi orang yang masuk ke dalam kandang ternak.

"Jadi ga semua orang boleh masuk ke kandang ternak, batasi orang yang masuk, karena kita tidak tau virus itu datang dari mana," kata Tikno saat dihubungi oleh Kompas.com via daring pada Selasa (7/6/2022).

Pembatasan dilakukan karena adanya peluang virus masuk melalui pakaian atau sepatu yang dikenakan oleh manusia.

2. Pisahkan ternak yang baru datang

Sebaiknya pisahkan ternak yang baru datang dengan ternak yang sudah menetap di kandang. Hal ini dilakukan guna mencegah ternak saling menjangkiti penyakit.

Tindakan pemisahan ternak sebaiknya dilakukan di tempat pengumpulan hewan kurban, karena tidak menutup kemungkinan hewan yang baru datang membawa virus. 

Virus dapat menyebar sangat cepat karena jumlah hewan di posko kurban cukup banyak dan beragam seperti sapi, kambing, kerbau, dan domba.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com