KOMPAS.com - Brokoli atau Brassica oleracea italica adalah sayuran kubis berwarna hijau tua yang bentuknya seperti kembang kol.
Sayur ini terdiri dari batang berukuran tebal dan kelompok daun hijau menyerupai bunga yang berumpun.
Melansir laman The Spruce Eats, brokoli merupakan hasil rekayasa dari kerabat kubis yang dilakukan oleh orang Etruria, yaitu kelompok orang jenius di bidang tanaman pada peradaban Italia Kuno.
Brokoli berasal dari bahasa Italia broccolo yang artinya "puncak bunga kubis" dan bahasa Latin brachium yang berarti lengan, cabang, atau pucuk.
Sayuran ini sudah dianggap sebagai makanan yang sangat berharga oleh orang Italia sejak Kekaisaran Romawi.
Baca juga:
Dikutip dari laman PennState Estension, brokoli berasal dari wilayah Mediterania dan dibudidayakan di Italia pada zaman Romawi Kuno.
Seiring waktu, brokoli mulai dibudidayakan secara komersial di California, Amerika Serikat.
Budi daya brokoli sebagai barang komersial sudah dimulai pada tahun 1500-an, tetapi pada saat itu brokoli belum menjadi bahan makanan populer di Amerika Serikat.
Hingga akirnya pada awal 1920-an brokoli mulai dilirik sejak Imigran Italia Selatan membawanya ke Amerika Serikat.
Amerika Serikat terkenal sebagai produsen brokoli terbesar di dunia dan negara bagian penghasil brokoli terkemuka adalah California.
Baca juga:
Dilansir dari laman Medical News Today, tubuh manusia memproduksi radikal bebas selama terjadinya proses metabolisme.
Radikal bebas akan menjadi racun bagi tubuh apabila menumpuk dalam jumlah yang besar.
Penumpukan radikal bebas di dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan sel, sehingga dapat mengakibatkan munculnya kanker dan kondisi buruk lainnya.
Brokoli merupakan sayuran antioksidan yang dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi penumpukan radikal bebas di dalam tubuh, sehingga terkenal sebagai bahan makanan yang bisa mengatasi berbagai penyakit, salah satunya kanker.
Beberapa ilmuwan juga mangatakan bahwa sayuran seperti brokoli dapat berperan sebagai kemoterapi alami untuk membantu mencegah kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Lihat postingan ini di Instagram