Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Kurang Gizi Kronis di Indonesia Semakin Parah Saat Pandemi

Kompas.com - 26/01/2022, 17:03 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, permasalahan stunting di Indonesia semakin menjadi perhatian, khususnya pada masa pandemi.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada tubuh.

Orang yang terkena stunting dapat mengalami hambatan dalam proses pertumbuhan.

Ia mengatakan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 menunjukkan bahwa prevalansi stunting Indonesia saat ini mencapai 24 persen.

Keadaan stunting di Indonesia semakin mengkhawatirkan setelah datangnya pandemi.

Hingga saat ini ada 45 persen rumah tangga dan anak yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makanan bergizi. 

Menurut data United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), apabila keadaan ini masih terjadi, jumlah anak stunting di Indonesia dapat meningkat hingga 31,8 persen. Angka tersebut sudah termasuk kategori very high atau sangat tinggi versi UNICEF.

Baca juga:

Memperingati Hari Gizi Nasional pada 25 Januari 2022, program Royco Nutrimenu berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Kami akan berkolaborasi melakukan edukasi kepada keluarga yang memiliki risiko stunting, sehingga kualitas gizi masyarakat dapat meningkat dan akhirnya mampu mempercepat upaya penurunan stunting," kata Hasto. 

Program kolaborasi antara Royco dan BKKBN direalisasikan dalam bentuk Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

"Melihat adanya masalah triple burden malnutrition yang masih dihadapi masyarakat Indonesia, Royco terus menggencarkan edukasi melalui program Royco Nutrimenu," kata Head of Food & Beverages PT Unilever Indonesia Tbk Ari Astuti saat konferensi pers secara daring, Selasa (25/1/2022).

Oleh karena itu Astuti berharap program Royco Nutrimenu yang direalisasikan melalui program DASHAT bersama BKKBN mampu menurunkan angka stunting di Indonesia.

"Dari program edukasi yang dilakukan ini, para orang tua bisa paham bahwa menyajikan hidangan yang bernutrisi itu tidak selalu mahal. Para orang tua bisa memaksimalkan sumber daya yang ada di sekitar kita, bahkan dari kebun kita sendiri," katanya.

Astuti mengatakan program Royco Nutrimenu ini sudah terlaksana sejak 2019 dan pada 2021 sudah berhasil mengonversi 80 juta piring keluarga Indonesia.

Ia berharap pada 2022 Royco dapat menjangkau 100 juta piring yang bernutrisi di seluruh Indonesia.

Baca juga:

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com