Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Perjalanan Mochi Lampion Sejak 1983, Oleh-oleh Khas Sukabumi

Kompas.com - 24/01/2022, 19:11 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Mochi adalah kue dari tepung ketan yang populer di Sukabumi dan Semarang. Kedua kawasan tersebut mengenalkan mochi sebagai oleh-oleh. 

Ada satu produsen mochi di Sukabumi yang cukup legendaris. Namanya yaitu Mochi Lampion atau juga dikenal dengan Mochi Kaswari Lampion. 

Produk dari Mochi Lampion dapat ditemukan di sekitar Kota Sukabumi maupun area wisata puncak. 

Baca juga:

Direktur operasional Mochi Lampion, Rudi Witarasa kepada Kompas.com turut menceritakan bagaimana sejarah dan perkembangan usahanya. Berikut uraiannya. 

Ilustrasi depan toko Mochi Lampion di Sukabumi. INSTAGRAM/ Mochi Lampion Sukabumi Asli Ilustrasi depan toko Mochi Lampion di Sukabumi.

Sejarah Mochi Lampion

Mochi Lampion berdiri sejak 1983. Saat ini Mochi Lampion telah dilanjutkan oleh generasi keduanya. 

"Mochi Lampion ini berdiri tahun 1983, kemudian berkembang dan membuat bangunan baru lagi di tahun 2014," tutur Rudi, Jumat (21/01/2022). 

"Pertama pendirinya adalah orang tua kami, sekarang sudah diteruskan generasi keduanya," tambahnya. 

Menurut penuturan Rudi usaha ini bermula dari orang tuanya yang sempat ikut membuat mochi bersama tentara Jepang. 

Baca juga:

Lebih jauh, Rudi menceritakan bahwa dahulu di dekat Kampung Kaswari terdapat markas tentara Jepang yang kini dikenal dengan nama SECAPA atau Sekolah Calon Perwira.

Saat itu tentara Jepang membuat mochi untuk camilan saat acara. Kemudian, beberapa orang pribumi di sekitarnya diperbantukan untuk turut membuatnya. Termasuk juga orang tua Rudi.

"Awalnya mungkin bala tentara Jepang membuat semacam camilan, mochi buat hidangan acara. Nah setelah itu barulah warga pribumi di Sukabumi diperbantukan untuk membuat kue mochi itu," jelasnya.

Ilustrasi produk dari Mochi Lampion Sukabumi. INSTAGRAM/ Mochi Lampion Sukabumi Asli Ilustrasi produk dari Mochi Lampion Sukabumi.

Seiring berjalannya waktu, warga pribumi melanjutkan pembuatan mochi ini. Namun kebanyakan yang meneruskannya adalah keluarga Tionghoa. 

"Dari situ barulah warga pribumi melanjutkan pembuatan mochi ini buat camilan-camilan. Nah dilanjutkannya itu rata-rata oleh pribumi yang keturunan Tionghoa. Jadi bukan Jepang lagi yang melanjutkan, tapi pribumi keturunan Tionghoa," ujar Rudi. 

Berkat rasanya yang manis dan teksturnya yang kenyal, mochi jadi satu kudapan yang disukai  warga pribumi. 

Baca juga:

Melihat peluang tersebut, orang tua Rudi lantas memanfaatkannya menjadi ladang bisnis. Terlebih kala itu, mereka juga sempat sulit dalam hal ekonomi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com