Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2021, 10:03 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Gempol adalah makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras yang dibulatkan lalu dikukus.

Gempol bisa digunakan sebagai pelengkap es atau bubur tradisional. Di Yogyakarta, gempol disandingkan dengan bubur sumsum gula merah dan kuah santan. 

Sajian tersebut dikenal dengan nama jenang gempol. 

Baca juga:

Pemilik Jenang Gempol Bu Yah, Dakiyah, membagikan cara membuat gempol secara ringkas.

Dalam penuturannya, Dakiyah mengatakan bahwa bahan untuk membuat gempol miliknya yaitu tepung beras buatan sendiri, bukan tepung beras instan.

Untuk membuatnya, beras dicuci lalu direndam terlebih dulu kemudian digiling. Setelah menjadi tepung, bahan tersebut lalu dikukus dan diuleni hingga menjadi adonan gempol.

"Bikinnya itu dari tepung beras, dikukus. Nanti tepungnya digumpal jadi satu, kalau sudah diuleni, terus dibuletin," tutur Bu Yah kepada Kompas.com pada Minggu (14/11/2021).

Ilustrasi tepung beras ketan, biasa dipakai untuk bikin jajanan pasar. SHUTTERSTOCK/XPHOTOGRAPHY Ilustrasi tepung beras ketan, biasa dipakai untuk bikin jajanan pasar.

Menurut Dakiyah, beras yang digunakan untuk membuat gempol tidak bisa sembarangan, hanya beras yang teksturnya keras.

Dakiyah sendiri memakai beras jenis IR yang didapat langsung dari petani.

"Ini berasnya harus yang lebih keras lagi, jadi berasnya enggak sembarangan. Itu berasnya IR36. Kalau beras yang dijual itu enggak jadi, ambyar nanti. Jadi ini harus dari petani," ungkap Dakiyah.

"Kalau tempatku kan orang ndeso, jadi petani sudah panen itu jualnya ke tempat saya, sudah langganan, tapi luar kampung saya," tambahnya.

Baca juga:

Jika dibandingkan dengan jenis beras lain, beras tipe IR lebih keras dan mahal, sebab jarang ada yang menanam.

Menurut Dakiyah saking kerasnya tekstur beras ini, saat ditanam pun, burung tidak mau memakannya sehingga kualitasnya terjamin.

"Soalnya kalau yang IR itu kan malah mahal, soalnya jarang yang punya to. Kalau yang buat makan kan banyak petani yang tanem, kalau yang ini jarang, soalnya itu burung saja enggak mau katanya, jadi panennya malah lebih bagus," terangnya.

Ilustrasi jenang gempol. KOMPAS.com/ Lea Lyliana Ilustrasi jenang gempol.

Karena teksturnya keras, beras tersebut harus direndam cukup lama supaya tidak mudah digiling. Proses pencuciannya pun dilakukan hingga satu jam, sampai beras benar-benar bersih.

"Beras itu direndam biar nanti digilingnya enggak keras," ujar Yah.

Dalam sehari Yah bisa menghabiskan sekitar lima kilogram beras untuk membuat gempol. Sementara, untuk bubur sumsum gula merahnya sekitar tiga kilogram.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com