Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Tape Ketan Rumahan di Magelang Ini Gunakan Resep Turun-Temurun

Kompas.com - 01/11/2021, 18:04 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Tape ketan merupakan makanan fermentasi khas Indonesia yang terbuat dari beras ketan. 

Tape ketan dapat dinikmati langsung atau dibuat menjadi wedang, es, maupun bolu.

Rasanya yang asam dan segar membuat banyak kalangan menyukainya. Terlebih jika dihidangkan saat cuaca sedang panas. 

Baca juga:

Jika kebetulan kamu penyuka tape ketan tak ada salahnya bila membeli tape ketan untuk stok. Tak perlu khawatir, tape ketan bisa disimpan lama, hingga satu bulan di kulkas. 

Salah satu penjual tape ketan yang bisa menjadi pilihan yaitu Tape Ketan Budhe Wati.

Awal mula jualan

Kurniawan Indonesianto, pemilik usaha Tape Ketan Budhe Wati menceritakan bahwa mulanya usaha ini dibangun oleh ibunya, sekitar Agustus 2018. 

Kendati demikian, ia dan keluarga sebetulnya sudah sering membuat tape ketan untuk konsumsi pribadi. Tak disangka tape ketan tersebut banyak disukai. Lalu, Ibu dari Kurniawan pun berinisiatif menjualnya. 

"Pokoknya pas Lebaran itu sudah mulai bikin, 2018 akhir setelah Lebaran. Aslinya puasa itu sudah mulai bikin tapi cuma buat takjil. Nah, awalnya ya dari situ pertama cuma iseng tapi dulu juga sudah bikin cuma buat keluarga, untuk konsumsi pribadi," jelas Kurniawan kepada Kompas.com.

Ilustrasi Tape Ketan Budhe Wati, usahan rumahan di Magelang Jawa Tengah. Dok. Tape Ketan Budhe Wati Ilustrasi Tape Ketan Budhe Wati, usahan rumahan di Magelang Jawa Tengah.

Pembuatan tape ketan di Tape Ketan Budhe Wati masih dilakukan secara tradisional. Bahkan resepnya pun menggunakan resep turun-temurun dari simbah dari Kurniawan.

"Iya hooh sebenarnya ini resepnya dari simbahku, terus ibuku, sekarang aku juga bikin," ungkap Kurniawan. 

Baca juga:

Kurniawan menuturkan bahwa pembuatan tape ala keluarga ini tidak melakukan proses penyiraman air. Namun diganti dengan mencuci lalu merebusnya kembali. 

Selain itu, saat mengukus dandangnya pun tidak dibuka, sehingga rasa dan tekstur tapenya sedikit berbeda dengan kebanyakan. 

"Cuma tekniknya waktu mengukus itu yang aku enggak buka. Soalnya resepnya dari ibuku, dari simbahku itu kayak gitu, jadi enggak tak buka," tambahnya. 

Pemasaran 

Ilustrasi bungkusan daun pisang berisi tape ketan. Dok. Tape Ketan Budhe Wati Ilustrasi bungkusan daun pisang berisi tape ketan.

 

Pemasaran Tape Ketan Budhe Wati mulanya hanya di sekitar kawasan rumahnya, di Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lalu, Kurniawan mencoba untuk menitipkan produknya di toko oleh-olehnya. Sayangnya hal tersebut tidak berlangsung lama karena toko oleh-oleh turut terdampak pandemi. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com