Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurabu Ramen, Restoran Jepang di Tangsel yang Pekerjakan Teman Tuli

Kompas.com - 28/10/2021, 12:28 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekilas, tampak tidak ada yang berbeda dari Kurabu Ramen, sebuah restoran jepang di Ruko Crystal 8 Nomor 58, Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten.

Sama seperti restoran khas Jepang pada umumnya, Kurabu Ramen yang berdiri sejak Desember 2019 tersebut menyediakan beragam menu khas Jepang, seperti ramen, udon, sushi, tempura, dan donburi.

Namun, ada hal tidak biasa dari Kurabu Ramen. Restoran jepang ini mempekerjakan beberapa teman tuli.

"Jadi kalau di sini kenapa ada beberapa tulisan mengenai bahasa isyarat, saya secara tidak langsung memberitahukan bahwa restoran ini mempekerjakan teman-teman disabilitas," kata pemilik Kurabu Ramen, Budi, saat ditemui Kompas.com di Kurabu Ramen, Rabu (27/10/2021).

Tulisan bahasa isyarat di Kurabu Ramen.  Kompas.com/Krisda Tiofani Tulisan bahasa isyarat di Kurabu Ramen.

Budi menuturkan, saat ini Kurabu Ramen memiliki belasan pegawai. Empat di antaranya adalah teman tuli.

Empat teman tuli di Kurabu Ramen tersebut memiliki tanggung jawab berbeda.

Seorang teman tuli bertanggung jawab menjadi kasir, seorang bertugas menjadi barista, dan dua orang sisanya bertugas sebagai server.

"Pokoknya mesti dilihat dari minatnya di mana. Kayak Andrean (nama salah satu pegawai teman tuli), satu tahun sudah bisa jadi kasir. Ternyata dia juga saya tahu punya keahlian di desain," ujar Budi.

Baca juga:

Budi mengatakan, posisi dan minat dari masing-masing teman tuli di Kurabu Ramen sudah bisa dilihat sejak masa pelatihan.

Masa pelatihan merupakan kegiatan yang harus dijalani para teman tuli selama 6-12 bulan sebelum resmi direkrut sebagai pegawai di Kurabu Ramen.

"Rata-rata kalau barista itu satu tahun kita latih. Di sini (restoran) lebih cepat, mungkin enam bulan juga bisa," kata Budi.

"Tidak hanya dididik pengetahuan seputar produk, tetapi juga tata krama. Bagaimana melayani tamu yang baik, mesti bersikap yang baik. Jadi secara profesionallah kita bisa menjadi contoh gitu," pungkasnya.

Bukan sekadar tata krama dan cara bekerja yang bisa terus meningkat.

Budi juga mengharapkan semua pegawai di Kurabu Ramen bisa menumbuhkan kepercayaan dirinya masing-masing.

"Mereka belajar bertemu dengan customer sehingga kepercayaan dirinya tumbuh. Ini terbukti," kata Budi. 

Budi mengatakan, beberapa pegawai yang memang awalnya datang ke sini tidak punya harapan hidup, mereka akhirnya bisa bergembira.

"Luar biasa akhirnya mereka masih punya harapan," ucap Budi.

Setelah mengikuti pelatihan, teman tuli akan bekerja di Kurabu Ramen layaknya pekerja restoran biasa.

Satu atau lebih teman tuli akan menyambut tamu yang datang, memberikan buku menu, menawarkan hidangan rekomendasi, serta membawa pesanan ke meja pelanggan.

Para pelanggan tidak harus menggunakan bahasa isyarat saat sedang berkomunikasi dengan teman tuli.

Budi menuturkan, teman tuli di Kurabu Ramen dapat mengerti gerakan bibir dan tangan lawan bicaranya sehingga bisa memudahkan komunikasi di antara kedua pihak.

Baca juga:

Tidak sengaja mempekerjakan teman tuli

Kurabu Ramen bukan bisnis pertama milik Budi yang berhasil membuka kesempatan bagi beberapa teman tuli untuk bekerja.

Budi mengatakan, ia mulai mempekerjakan teman tuli di Sebudi Kopi, bisnis minuman miliknya yang sudah berdiri sejak 2017.

"Waktu itu saya lihat kebutuhan atas barista itu sangat banyak, ya (akhirnya) kekuranganlah," ujar Budi.

Budi yang sedang mencari barista untuk kedai kopi miliknya tersebut kemudian bertemu dengan seorang bruder di gereja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com