Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Minum Jamu Segar atau dalam Bentuk Pil?

Kompas.com - 09/10/2021, 20:36 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukan sekadar minuman cair yang disajikan dalam keadaan hangat, bentuk jamu saat ini sudah semakin beragam.

Ada jamu cair yang disajikan sangat kental, jamu cair tidak terlalu kental, hingga jamu kemasan berbentuk bubuk, kapsul, atau pil.

"Sebenarnya semua proses yang dilakukan oleh para pelaku usaha jamu dalam bentuk berbeda itu pasti mempunyai efek pengurangan terhadap khasiat si bahannya," kata Nova Dewi, Founder Suwe Ora Jamu dalam Live Instagram Ngoenyah @my.foodplace pada Jumat (8/10/2021).

Berkurangnya khasiat bahan untuk membuat jamu, menurut Nova, disebabkan oleh beberapa hal seperti penghancuran bahan, pembuatan, dan pengemasan jamu.

"Ketika mau dipilih, boleh saja minum pil kayak pil jamu yang pahitan, itu kan memang bagus banget ya untuk kita itu jadi netral, jadinya mau makan, jadi semua trigger yang ada di tubuh kita itu tidak sampai komplikasi ke yang lain," jelas Nova.

Nova menjelaskan, pil jamu, seperti jamu pahitan bisa menjadi pilihan untuk seseorang yang memiliki penyakit gula atau kolesterol.

"Kalau minum pahitan akan sangat yakin deh aku kalau minum pahitan cuma sekali doang terus pura-pura lupa, makanya minumnya pil ya, pilnya kan tidak terasa ya, diminum glek glek gitu," tutur Nova.

Baca juga:

ilustrasi jamu kemasan di gerobak tukang jamu keliling. SHUTTERSTOCK/Rahmah Hastuti ilustrasi jamu kemasan di gerobak tukang jamu keliling.

Namun, Nova menegaskan bahwa esensi jamu tradisional sesungguhnya adalah jamu yang dibuat dan disajikan saat masih segar.

"Kalau namanya proses yang baik adalah proses yang natural yang tidak dicampurkan dengan bahan kimia apapun, bahan pengawet apapun, bahan buatan seperti apapun, jadi bisa lebih aware ya," ujar Nova

"Boleh minum pil, minum kapsul, boleh asal sudah paham banget ya. It's good for me? You ask yourself gitu loh. Jadi memang teman-teman sendiri yang bisa menilai sendiri produknya," pungkasnya.

Ia menyarankan, sebaiknya perhatikan produsen dan produk jamu yang dibutuhkan jika ingin membeli jamu kemasan.

"Untuk menjaga kesehatan diri kita, bener bener harus aware, bijaksana, dan lebih detail gitu," tutup Nova.

Baca juga:

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com