Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kopi Tubruk Khas Indonesia, Jenis Kopi atau Teknik Pengolahan?

Kompas.com - 01/10/2021, 15:03 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopi tubruk merupakan salah satu minuman yang umum bagi masyarakat Indonesia.

Namun demikian apa itu kopi tubruk? Nama kopi atau teknik pembuatan kopi?

"Kopi tubruk itu teknik pembuatan kopi. Itu sebenarnya bubuk kopi dengan air panas. Iya cuma gitu saja," kata Sivaraja, pemilik Amstirdam Coffee & Roastery kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021).

Sivaraja menuturkan ada perdebatan akan asal nama kopi tubruk.

"Jadi kayak perdebatan gitu. Ada yang bilang bubuknya ditabrak sama air jadi kopi tubruk, ada juga yang mungkin cerita berbeda dengan tubruknya," ujar Sivaraja.

Salah satu ciri khas kopi tubruk yang sudah melekat adalah memiliki ampas kopi.

Ampas kopi tubruk menjadi daya tarik bagi beberapa orang. Sebab, kopi yang akan menjadi ampas bisa terus bereaksi dengan air dan menghasilkan aroma sedap.

Meski begitu, Sivaraja mengatakan, kopi tubruk yang akan disajikan bisa disaring untuk dibuang ampasnya terlebih dahulu.

Namun, aroma kopinya tidak akan seharum kopi tubruk yang disajikan bersama ampas.

"Jadi sebenarnya kalau di kopi tubruk itu kita bilangnya full imersion. Jadi, kopi sama air bereaksi terus. Kalau yang disaring itu kan, kopi sama air kontaknya cuma sebentar," tutur Sivaraja.

Baca juga:

Cara membuat kopi tubruk yang nikmat

Cara membuat kopi tubruk terbilang sederhana karena kamu tidak perlu menyiapkan alat khusus, seperti yang banyak tersedia di kedai kopi kekinian.

Kopi tubruk umumnya hanya dibuat dari kopi murni gilingan medium dan air panas.

Jika ingin membuat kopi tubruk yang enak, Sivaraja menyarankan, sebaiknya menggunakan takaran 10 gram kopi dan 150 gram air panas.

Sementara untuk air panas, sebaiknya gunakan air panas dengan suhu 90-95 derajat Celcius untuk membuat kopi tubruk.

ilustrasi kopi tubruk. SHUTTERSTOCK/M. Rinandar Tasya ilustrasi kopi tubruk.

"Kalau biasanya kan air mendidih kita matikan. Ini kalau bisa, waktu di awal sebelum mendidih, kita sudah matikan. Pas baru muncul meletupnya di awal," jelas Sivaraja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com