Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2021, 20:02 WIB
Maria Bella Evangelica Kapojos,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada empat jenis ragi yang umum digunakan untuk membuat roti. Empat jenis ragi tersebut adalah ragi kering, ragi instan kering, ragi basah, dan ragi sourdough atau ragi liar. 

Ragi segar disebut juga ragi basah, cake yeast, atau ragi kompresi, sering digunakan oleh pembuat roti veteran.

Baca juga: 4 Jenis Ragi untuk Bikin Roti dan Donat, Yuk Kenali

 

Namun, seiring waktu ragi jenis ini mulai tergantikan dengan ragi kering. 

Melansir Masterclass.com, berikut perbedaan ragi kering dan ragi basah:

1. Tektur

Ragi basah memiliki konsistensi yang lembab dan rapuh, teksturnya digambarkan seperti blok keju feta.

Ragi kering baik yang biasa maupun instan, terlihat dan terasa seperti pasir.

2. Usia penyimpanan

Ragi kering instan dan aktif memiliki usia penyimpanan yang lebih lama daripada ragi basah

Ragi kering aktif dan instan tetap dapat digunakan selama beberapa bulan ketika disimpan pada suhu kamar. 

Baca juga: Resep Roti Long John Goreng, Camilan Klasik Tidak Butuh Mikser

Sementara ragi basah harus digunakan dalam waktu satu atau dua minggu dan harus disimpan di lemari es.

Ragi instan memiliki kadar air terendah dibanding ragi lain, sehingga memiliki umur simpan terpanjang.

3. Cara aktivasi ragi

Ilustrasi ragi kering yang sedang diaktifkan. SHUTTERSTOCK/ Yulia.Panova Ilustrasi ragi kering yang sedang diaktifkan.

Ragi kering aktif (bukan yang instan) butuh diaktivasi sebelum dicampurkan dalam adonan. Caranya mencampirkan butiran ragi kering dengan air hangat dan gula. Kocok dan tunggu sampai permukaan air bergelembung.

Sementara ragi basah bisa langsung dicampurkan ke adonan roti, sama seperti ragi instan. 

Baca juga: Cara Aktifkan Ragi Kering, Bekal Bikin Donat dan Roti Mengembang

4. Proses fermentasi

Proses pengeringan dalam memproduksi ragi kering aktif, membunuh sekitar seperempat sel ragi.

Sel-sel ragi mati membentuk lapisan pelindung di sekitar sel-sel hidup, memperlambat fermentasi dan menghasilkan rasa ragi yang khas.

Ragi basah dan ragi instan mengandung lebih banyak sel ragi hidup, sehingga menghasilkan lebih banyak karbon dioksida daripada ragi kering aktif. 

Faktor ini juga yang menghasilkan adonan cepat mengembang dan lebih besar.

Baca juga: Resep Donat Bomboloni Empuk Anti Gagal, Isi dengan Selai Stoberi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com