Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2021, 15:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Madu asli dan palsu sulit dibedakan, termasuk dari tingkat kekentalan. 

Peternak lebah madu di Eduwisata Lebah Madu Desa Bojongmurni, di kaki Gunung Pangrango Iyan Supriyadi, menyebutkan tes kekentalan madu yang sering ditemui di pasaran merupakan cara yang tidak tepat. 

Biasanya ada penjual madu yang berusaha membuktikan keaslian madu pada konsumen dengan tes menggunakan tisu.

Baca juga: 5 Cara Salah Bedakan Madu Murni dan Palsu, Salah Satunya Tes Dikerubuti Semut

Caranya, penjual akan mencoba meneteskan madu ke atas tisu. Jika madu tersebut tidak merembes, maka mereka mengklaim madu tersebut adalah asli atau murni.

Sementara jika madu tersebut merembes, disebutkan artinya madu tersebut palsu. Perlu dicatat, cara tersebut tidak dapat menentukan keaslian madu. 

Madu murni biasanya cair

Iyan menjelaskan, bahwa menggunakan tisu hanya membuktikan tingkat kekentalan madu saja, bukan tingkat kemurnian.

Madu yang memiliki kandungan air di bawah 21 persen, dengan kata lain cukup kental, pasti tidak akan merembes dari tisu.

Baca juga: 3 Cara Bedakan Madu Murni dengan Madu Oplosan, Tips dari Petani Lebah

Namun lain halnya untuk madu yang relatif cair, dengan kadar air lebih dari 21 persen. Madu tersebut pasti akan merembes dari tisu.

“Itu karena kadar air saja, bukan berarti kalau rembes itu palsu,” kata Iyan yang juga Ketua Kelompok Tani (KTH) Sadar Tani Muda Desa Bojongmurni, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (29/6/2021).

Lebih lanjut Iyan menjeleaskan, rata-rata madu yang diproduksi para peternak justru memiliki konsistensi yang cair. Termasuk juga jenis madu mentah atau raw honey.

Biasanya, jenis madu mentah akan memiliki konsistensi yang lebih encer.

Madu mentah merupakan madu yang belum melalui proses pengolahan apa pun. Termasuk pasteurisasi dan juga pengurangan kadar air, sehingga cenderung lebih cair.

Salah satu dari sejumlah frame sarang lebah dalam kotak ternak lebah madu yang ada di area budi daya lebah madu yang berada di lembah hutan kaki Gunung Pangrango di Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Salah satu dari sejumlah frame sarang lebah dalam kotak ternak lebah madu yang ada di area budi daya lebah madu yang berada di lembah hutan kaki Gunung Pangrango di Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021).

“Apalagi jenis lebah trigona, apis cerana, apis dorsata. Justru madu yang kita temui itu madunya encer,” sambung Iyan.

Terkecuali jika para peternak melakukan panen madu lebih dari lama dari biasanya, yakni lebih dari satu hingga dua bulan.

Madu yang dipanen pada masa itu, terang Iyan, akan memiliki kekentalan yang lebih tinggi.

Baca juga: 4 Alasan Harga Madu Murni Mahal, Ada Risiko Taruhan Nyawa Peternak

“Rata-rata madu yang beredar di pasaran, madu yang kental kalau pun itu madu murni, itu sudah melalui proses pengentalan,” tutur Iyan.

“Dikentalkan kalau yang amanah, kita akan menurunkan kadar air dari 27 persen ke 21 persen misalnya," lanjutnya. 

Iyan menjelaskan ada alat khusus bernama dehumidifier untuk menyerap kadar air pada madu tanpa perlu dipanaskan. 

“Itu proses yang paling bagus untuk menurunkan kadar air. Selebihnya, kalau melalui proses pemanasan saya khawatir justru senyawa atau zat yang ada pada madu itu akan rusak,” pungkas Iyan.

Baca juga: Kapan Waktu Tepat Minum Madu? Bikin Khasiatnya Lebih Terasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com