Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Beras Analog? Alternatif Beras Padi yang Sehat

Kompas.com - 08/06/2021, 17:11 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti pangan berusaha mencari makanan pokok selain beras padi untuk menjawab persoalan Indonesia yang ketergantungan beras.

"Pemerintah kita sebenarnya sudah mencanangkan program gizi seimbang, mengonsumsi pangan beragam tidak pada satu jenis bahan pangan," kata dosen Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Slamet Riyadi, Yannie Asrie Widanti.

Yannie menjadi narasumber dalam "Dialog Sejarah Historia: Keberagaman Pangan di Nusantara Menggali Akar Silam Citarasa Indonesia" yang tayang di YouTube Historia, Jumat (26/3/2021).

Salah satu riset adalah membuat produk pangan dalam bentuk beras dan tepung dari sumber karbohidrat lain selain padi.

Baca juga: Mengenal Sorgum, Bahan Makanan yang Kaya Nutrisi

Beras dari sumber karbohidrat lain inilah yang disebut beras analog.

Yannnie menjelaskan, beras analog adalah beras yang bahannya dari umbi-umbian. Bisa dari ubi, singkong, atau bahan lain seperti jagung, pisang, dan sukun.

Aneka beras analog. Kompas.com/Silvita Agmasari Aneka beras analog.

Dari segi karakteristik, beras analog sangat mirip dengan beras padi. Bentuk ini dihasilkan dari proses dan mesin khusus.

Beras analog ini dijual di pasaran, cara termudah mendapatkan beras analog bisa dibeli di e-commerce.

Menurut Yannie, sudah ada masyarakat yang mengonsumsi beras analog meskipun jumlahnya sedikit.

Kebanyakan adalah mereka yang sadar akan gaya hidup sehat atau mengidap penyakit tertentu yang menghindari beras nasi.

"Tetapi, kembali lagi harga jual (beras analog) masih mahal karena biaya produksi masih mahal," kata Yannie.

Baca juga: Mencoba Nasi Sorgum, Alternatif Nasi Beras untuk Makanan Pokok

"Jadi masyarakat hitung-hitung untuk beli harian, yang beli benar-benar yang sudah sadar," lanjutnya.

Ia mengatakan, hal yang diperlukan sebenarnya adalah mengubah pola konsumsi masyarakat akan makanan pokok selain nasi padi.

Bahan pangan lokal yang tidak olahan (masih dalam bentuk umbi) harganya murah dan memiliki nutrisi yang tinggi.

Baca juga: Sejak Kapan Orang Indonesia Ketergantungan Beras? Simak Sejarahnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com