Oleh: Kevindra Soemantri
M Bloc Space memang jadi magnet yang memikat sejak pertama kali dibuka 2019 lalu. Area milik PT Peruri ini disulap menjadi destinasi kreatif, terutama untuk para insan muda Jakarta.
Saya sempat curi dengar beberapa orang menyebut bahwa di dalam kawasan M Bloc, terdapat kedai makanan Bali yang harus saya coba.
Di sinilah saya, mengantre untuk mengambil nomor di pintu depan M Bloc.
Setalah mendaftar dan mendapatkan nomor, saya beranjak ke area pameran percetakan uang lama.
Dari situ, jalan diarahkan menuju gedung M Bloc Market, sebuah supermarket yang menggaungkan kebanggaan akan jenama lokal di tiap posternya, walaupun tomat kalengan Cirio dari Italia Selatan juga bisa ditemukan di sini.
Di bagian menuju pintu keluar, terdapat beberapa kedai makanan sederhana yang hanya dapat diduduki oleh paling banyak empat orang.
Salah satunya Twalen yang berada di tengah. Twalen cukup menarik mata dengan aksara Bali dan namanya yang unik.
Saya duduk di counter kayu, seorang diri, disapa oleh staf yang bekerja hari itu. “Apa yang menarik di sini mas?”
Saya bertanya serius dengan perut yang sudah berbunyi.
“Ada di sini mas menunya. Betutu kita ada.”
Tanpa ragu saya pilih paket Nasi Bali dengan Bebek Betutu. Saya tidak berharap banyak.
Karena di Jakarta cukup sulit mencari seporsi nasi campur Bali yang bisa mengobati rasa rindu dengan racikan Gung Cung di Ubud atau Ibu Oki di Uluwatu.
Apalagi minus suara tegur sapa dengan bahasa Bali atau semerbak aroma canang yang dibakar hari itu, rasanya pasti berbeda.
Karena harus diakui, makan di Bali itu lebih terasa magis bukan hanya makanannya saja, namun atmosfer sekelilingnya.