Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Perjalanan Cokelat dari Kebun hingga Jadi Makanan?

Kompas.com - 09/10/2020, 19:21 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Satu batang cokelat yang biasanya kamu nikmati di rumah ternyata sudah menempuh perjalanan yang sangat panjang. Bagaimana proses perjalanannya?

Proses tersebut dijelaskan dalam sesi peluncuran virtual Pasuruan Cocoa Technical Center (PCTC) milik Mondelez International, Rabu (7/10/2020).

Mondelez International merupakan salah satu pembeli kakao terbesar di dunia lewat berbagai merek terkenal mereka seperti Cadbury Dairy Milk, Toblerone, dan Milka.

Baca juga: Pentingnya Pertanian Berkelanjutan dalam Industri Cokelat Dunia

1. Pohon kakao

Pertama, cokelat berasal dari pohon kakao yang ditanam para petani. Sebagian besar pohon kako dunia tumbuh di kawasan yang berada di garis 10 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan dengan iklim tropis.

Sekitar 90 persen biji kakao dunia dipanen melalui pertanian kecil yang dikelola secara pribadi dengan luas lahan kurang dari dua hektar. Rata-rata hasil panen hanya 600-800 kilogram per tahunnya.

Biji kakao sebenarnya berasal dari kawasan hutan Amazon. Namun sekitar 70 persen produksi kakao dunia dihasilkan di Afrika Barat.

2. Penumbuhan pohon kakao

Pohon kakao kemudian membutuhkan waktu sekitar empat tahun sejak awal tumbuh hingga bisa menghasilkan buah.

Namun jika dirawat dengan baik, maka pohon bisa terus menghasilkan buah secara rutin hingga 30 tahun ke depan.

Baca juga: Pusat Penelitian Kakao Global Dibuka di Pasuruan

Buah kakao bisa matang dan siap panen dalam kurun waktu 175 hari sejak dari bunga.

Dalam proses penumbuhan, para petani berusaha untuk melindungi pohon dari angin dan terik matahari.

Mereka juga harus menjaga kesuburan tanah dan juga mengamati tanda-tanda penyakit.

Biasanya buah kakao berisikan 30-40 biji. Diperlukan sekitar 400 biji yang telah dikeringkan untuk menghasilkan sekitar 450 gram kakao.

Ilustrasi buah kakao yang menjadi komoditas ekspor perkebunan.DOK. Humas Kementerian Pertanian Ilustrasi buah kakao yang menjadi komoditas ekspor perkebunan.

3. Proses panen

Setelah buah matang, para petani kemudian melakukan proses panen. Biasanya banyak negara yang memiliki dua kali masa panen, termasuk Indonesia.

Dua kali panen tersebut terdiri dari sekali panen utama dan sekali panen sampingan dengan hasil yang lebih kecil.

Petani kakao menggunakan alat bertuas panjang untuk meraih dan memetik buah. Alat tersebut berguna untuk menjaga bagian kulit pohon yang lembut agar tidak rusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com