KOMPAS.com - Orang Jepang punya cara unik dalam menyantap mi yaitu dengan diseruput.
Melansir Nippon.com, orang Jepang merasa kurang nyaman bila ada orang lain yang makan dengan berisik terutama pada kegiatan formal. Namun mereka punya pengecualian dalam makan mi yang harus diseruput.
Baca juga: Sulitnya Membuat Mie Soba Jepang, Tak Segampang Menyantapnya...
Mengapa orang Jepang kalau makan mi diseruput? Dan bagaimana mereka menerima kebiasaan tersebut?
Horii Yoshinori, ahli mi di Jepang, mengatakan bahwa terdapat penjelasan ilmiah terkait kebiasaan menyeruput.
"Saya bisa bilang bahwa menyeruput dapat membuat aroma soba (salah satu jenis mi Jepang) lebih terasa," jelasnya.
Baca juga: 7 Makanan Jepang Berbahan Mi dan Cara Membedakannya
Aroma soba sebaiknya dinikmati melalui mulut bukan hidung (dihirup).
Misalnya pada wine tasting, kamu akan menghirup arona wine dalam gelas. Lalu meminumnya tetapi tidak langsung ditelan melainkan didiamkan dulu dalam mulut.
Hal tersebut bertujuan untuk menangkap aroma dari tenggorokan sehingga mencapai hidung. Bagian pada wine tasting tersebut dinamakan orthonasal olfaction dan atau retronasal olfaction.
Namun, langkah pertama dalam wine tasting tak berlaku pada soba.
Mengingat aroma soba sulit dideteksi hanya dengan dihirup menggunakan hidung. Sehingga dilakukanlah langkah kedua yaitu mendiamkan soba dalam mulut, dalam hal ini pakai teknik menyeruput.
Aroma khas soba akan muncul dengan jelas saat proses memasak, terutama bila menggunakan wadah bambu seperti yang dilakukan orang Jepang zaman dulu. Sehingga kita bisa menghirup aroma soba.
Namun, aroma soba yang sudah dimasak lebih tipis.
Seperti sajian soba dingin (mori soba). Tidak ada aroma uap nikmat dari sajian soba dingin. Namun, kamu dapat merasakan aroma nikmat soba bila menyeruputnya dengan agak keras. Inilah cara tepat makan soba.
Menurut orang Jepang, terlihat agak memalukan dan terlihat kurang keren bila makan mi dengan dikunyah biasa tanpa menyeruputnya.
Soba pertama kali muncul pada catatan sejarah awal zaman Edo (1603–1868). Pada akhir abad ke-17, cukup banyak kedai soba bermunculan di Kota Edo (sekarang Tokyo).