Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

P2G: Jangan Sampai Marketplace Guru Seperti Lapak Jualan Online

Kompas.com - 31/05/2023, 16:10 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Ide memenuhi kebutuhan guru kini kembali diusulkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim lewat sistem marketplace guru.

Saat rapat kerja antara Kemendikbud Ristek dengan Komisi X DPR RI, Nadiem mengatakan konsep marketplace guru adalah bagaimana sekolah bisa memenuhi guru lewat database secara online.

Jadi ke depan, pola perekrutan yang semula terpusat akan diubah menjadi pengangkatan setiap saat, seperti ketika berbelanja di marketplace.

Baca juga: 22.000 Guru PAI Non-PNS/Non-PPPK Bakal Terima Insentif 2023, Ini Kriterianya

Meski diyakini bisa memenuhi kebutuhan guru, tetapi langkah Nadiem ini langsung direspons Perhimpunan Pendidikan Guru (P2G).

Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan, jangan sampai istilah marketplace guru ini seolah-olah membuat citra guru seperti barang jualan.

"Pertama, kami khawatir penggunaan kata marketplace mendegradasi guru menjadi sekedar barang jualan. Kedudukan guru makin tidak terhormat," Kata Iman melalui rilis P2G.

Karena berkonsep database online, P2G tak ingin konsep marketplace guru ini ibarat lapak online. 

Namun pihaknya tetap berpikir positif bila marketplace guru ini adalah jalan untuk memenuhi kekosongan guru dibanyak sekolah.

"Kami memiliki berperasangka baik, bahwa marketplace yang dimaksud adalah upaya mas Menteri memangkas alur birokrasi yang kini membuat lulusan pasing grade P1 terlunta-lunta nasibnya," tambahnya.

Dia mengatakan, sebelum marketplace guru ini diluncurkan ada baiknya memperbaiki platform yang sudah ada dulu.

Karena selama ini banyak guru yang merasa kesulitan mengakses platform milik Kemendikbud Ristek.

"Jika setiap persoalan kebijakan pendidikan solusinya aplikasi tambahan, maka bukannya menyelesaikan persoalan kita hanya menambah banyak platform," tegasnya.

Untuk itu, tidak semua persoalan rekruitmen guru selesai dengan platform tambahan.

"Lagipula seringkali guru-guru mengeluhkan aplikasi berkaitan rekruitmen PPPK. Seperti respon yang lambat, sulit login dan seterusnya. Pak Nadiem perlu mempertimbangkan fakta dilapangan bahwa para guru sudah sangat pusing (overcapacity) dengan aplikasi yang begitu banyak dari soal mengajar bahkan sekedar melaporkan pembelajaran," ujar dia.

Berdasarkan rapat dengan DPR, Nadiem menjelaskan dalam marketplace guru ini akan ada ruang talenta guru yang memungkinkan sekolah-sekolah di Indonesia dapat merekrut guru kapan saja dan sesuai formasi.

Baca juga: Pendaftaran PPG Prajabatan 2023 Dibuka, Lulusan D4-S1 Segera Daftar

Meski demikian, formasi masih tetap ditentukan pemerintah pusat, tetapi bersifat dinamis setiap tahun tergantung jumlah siswa.

Karena itu, hanya guru yang sudah masuk database marketplace saja yang bisa mencoba fitur-fitur di dalamnya.

Iman meminta kehadiran marketplace guru ini benar-benar untuk kepentingan guru ke depan.

"Sebentar lagi tahun politik. Sebaiknya Kemendikbud Ristek segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan PPPK dan seberapa efektif platform yang sudah digunakan. Setidaknya bahan evaluasi ini bisa menjadi pertimbangan yang baik bagi pemerintahan baru. Dengan ini mas Menteri akan mewariskan praktik baik kebijakan yang bisa diteruskan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com