Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Urutan Ke-3 "Fatherless Country", Psikolog UGM Sebut 5 Dampaknya

Kompas.com - 25/05/2023, 09:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peran ayah Indonesia dalam pengasuhan anak rupanya dinilai masih amat minim. Baru-baru ini, Indonesia masuk peringkat ketiga fatherless country di dunia, atau negara yang "kehilangan" peran ayah.

Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Diana Setiyawati, menyampaikan bahwa fenomena fatherless ini perlu diperhatikan. Pasalnya, dampak dari minimnya peran ayah cukup besar bagi anak.

Fatherless ini menjadi fenomena yang sudah dirasakan bersama di mana peran ayah bisa dikatakan minim,” tuturnya dilansir dari laman UGM.

Baca juga: Kenali 4 Tipe Parenting dan Cirinya, Ayah Bunda Tipe Mana?

Peran ayah tidak hanya pencari nafkah

Kepala Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM ini mengatakan bahwa dalam pengasuhan anak membutuhkan keterlibatan orang tua yaitu ayah dan ibu secara berimbang.

Artinya, pengasuhan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu saja, tetapi juga dilakukan oleh ayah.

“Namun, yang banyak terjadi ayah tidak terlibat dalam pengasuhan. Ini jadi fenomena yang cukup lazim, salah satunya karena pengaruh budaya,” terangnya.

Mengapa di Indonesia masih banyak ayah yang jarang mengasuh anak? Menurutnya, hal ini karena kentalnya budaya patriarki.

Budaya patriarki menempatkan perempuan bertanggung jawab untuk urusan domestik dan mengurus anak. Sementara laki-laki bertanggung jawab pada urusan publik.

Padahal, pengasuhan ayah nyatanya tidak dimaknai hanya sebagai pencari nafkah saja. Peran ayah juga dibutuhkan dalam fase tumbuh kembang seorang anak.

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

Anak bisa mengalami fatherless karena orangtua yang terlalu sibuk. Karena kesibukan bekerja, menjadikan ayah sulit untuk terlibat dalam pengasuhan.

“Faktor orangtua yang fly in fly out, terlalu sibuk, misal berapa hari sekali baru bisa pulang menjadikan secara teknis lebih dulit terlibat dalam pengasuhan. Sementara saat sudah pulang tidak ada komitmen untuk mengganti hari-hari yang hilang,” paparnya.

Diana mengatakan hal itu disebabkan karena sosok ayah, bisa tidak mengerti bagaimana mengasuh anak yang baik.

Fatherless karena tidak tahu cara mengasuh anak, tidak ada model yang bisa ditiru dan tidak ada ilmunya,”ucapnya.

5 dampak ayah jarang mengasuh anak

Ada banyak dampak yang muncul saat seorang ayah kurang waktu mengasuh anak.
Persoalan yang bisa muncul antara lain:

1. Hambatan dalam pembentukan identitas gender dan peran seksual

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com