Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2023, 17:42 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Rektor Universitas Airlangga (Unair) kembali mengukuhkan enam guru besar baru.

Bertambahnya guru besar, Prof. Mohammad Nasih berharap mampu mendukung atmosfer pendidikan di lingkungan kampus dan menjadikan Unair sebagai perguruan tinggi yang komprehensif.

Baca juga: Jadwal dan Biaya Kuliah UI Jalur Mandiri 2023

Prof. Nasih menyampaikan, pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi diproyeksikan akan lebih memumpuni.

Keenam guru besar adalah Prof. Noorlailie Soewarno, Prof. Wasiaturrahma, Prof. Rossanto Dwi Handoyo, Prof. Agung Sosiawan, Prof. Indrianawati Usman, dan Prof. Sri Herianingrum.

"Perguruan tinggi yang komprehensif adalah perguruan tinggi yang tidak hanya bagus dan execellence di bidang pembelajaran tetapi juga bagus di bidang riset dan pengembangan ilmu pengetahuan serta inovasi," ucap dia mengutip laman Unair, Kamis (11/5/2023).

Dia mengaku, menjadi guru besar tentunya akan semakin besar amanahnya, terutama perihal pengembangan komunitas pendidikan di berbagai lini.

Jabatan guru besar pun kerap dianggap sebagai insan terdidik yang mampu menjadi sumber rujukan bagi kajian ilmu tertentu.

Maka, kata dia, seorang pendidik harus memegang teguh tanggung jawab tersebut.

"Dengan jabatan guru besar ada kewenangan-kewenangan tertentu yang sudah dipegang. Termasuk di dalamnya melakukan riset, bimbingan, dan pengujian terhadap calon-calon akademia," jelas dia.

Prof. Nasi juga berbicara perihal pengembangan teknologi di dunia yang sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan.

Baginya, peran pendidik memiliki kontribusi besar dan linear dengan perkembangan dunia.

Baca juga: Ahli Gizi UM Surabaya Ingatkan Tak Boleh Makan Mi Instan Lebih 2 Bungkus dalam Seminggu

Apalagi, ilmu pengetahuan dapat menjadi dua mata pisau yakni sisi positif dan negatif. Tidak jarang pengetahuan justru di desain hanya untuk memenuhi kepentingan pemilik modal.

Dia menambahkan, banyak sekali fenomena-fenomena yang dibicarakan dengan tendensi positif.

Padahal realitasnya justru sebaliknya. Ilmu pengetahuan malah kerap sebagai alat manipulasi.

Maka dari itu, masyarakat harus semakin jeli dengan informasi-informasi yang tersebar di sekitarnya.

"Misalnya pertumbuhan UMKM itu 50 persen bahkan 200 persen. Sementara pertumbuhan Industri besar hanya lima persen. Menilik dari komposisi presentasenya mungkin benar, tapi coba lihat realitas yang sesungguhnya," tutur dia.

Dia berharap agar ide dan gagasan guru besar dapat terealisasi sehingga mampu memberikan kebermanfaatan nyata kepada masyarakat.

Baca juga: Prapendaftaran PPDB DKI Jakarta 2023 Dibuka, Ini Syarat, Link, dan Cara Daftar

Kelak, masyarakat Indonesia akan bisa menjadi tuan di negerinya sendiri dengan berdikari bahkan dunia.

"Kami berharap dengan kontribusi guru besar baru dapat memberikan alternatif bagaimana agar tata dunia baru ini bisa lebih adil, proporsional, dan ini harus terwujud dengan banyaknya penelitian," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com