Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calistung Dihapus, Dosen UM Surabaya: Ideal Anak Belajar di Usia Ini

Kompas.com - 31/03/2023, 08:24 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tes baca, tulis, hitung atau calistung kini dihapus oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai syarat masuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

Nadiem melarang sekolah melakukan tes Calistung bagi SD dalam penerimaan siswa baru. Salah satu alasannya, PAUD adalah tempat untuk anak mengasah dirinya dan bukan usia ideal harus memahami dengan penuh konsep calistung. 

Jadi, usia berapa yang ideal bagi anak belajar calistung?

Pertanyaan ini coba dijawab oleh dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Holy Ichda Wahyuni.

Baca juga: Suka Beli Pakaian Bekas, Dosen UM Surabaya: Ini 4 Bahayanya

Sebelum menjawab usia ideal, Holy menyebut, orangtua harus tahu ada perbedaan antara menghapus calistung sebagai syarat masuk SD dengan tidak memperkenalkan kemampuan calistung.

Menurutnya, penghapusan syarat ini akan memberikan dampak, terutama pada pola pendidikan anak usia dini menjelang masuk usia SD.

“Belakangan memang banyak fakta di lapangan, bagaimana orang tua berupaya sangat keras, agar anak-anak mereka dapat menguasai baca tulis hitung sebelum masuk SD, bahkan anak-anak usia dini banyak yang diikutkan les calistung dengan alasan bahwa orang tua tidak ingin melihat anaknya jauh tertinggal dengan teman-temannya saat masuk SD,” kata Holy, dilansir dari laman UM Surabaya.

Holy menyebut, penghapusan syarat ini membuat orangtua bisa mendapatkan ruang yang longgar untuk mengatur ulang pola pendidikan untuk anak-anak.

Anak-anak dapat kita beri kesempatan juga untuk lebih mengeksplor masa kanak-kanaknya secara perlahan, tidak harus semua kemampuan (calistung) dipaksakan secara tergesa-gesa,” imbuh Holy lagi.

Menurutnya, ada banyak kemampuan dan keterampilan lain yang jangan orangtua abaikan ketika dalam proses pengasuhan anak usia dini.

Seperti konsep emosi, mengenali perasaan, bonding keterbukaan dengan orangtua dalam interaksi yang harmoni.

Baca juga: 5 Tips Cegah Penculikan Anak dari Psikolog UGM

Konsep ini tidak kalah pentingnya dalam mempersiapkan anak sebelum masuk SD.

“Orangtua tentu boleh mengenalkan calistung sederhana pada anak-anak, dalam nuansa bermain. Namun yang perlu menjadi kesadaran bersama, ketika masuk SD namun anak belum memiliki kemampuan yang bagus dalam calistung hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan fatal,” tegas Holy.

Usia ideal anak belajar calistung

Ia mengatakan ada teori perkembangan anak yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan “Jean Piaget”.

Jean mengatakan bahwa pada usia 2-7 tahun (usia pra sekolah hingga usia awal masuk SD) masih masuk pada tahapan pra operasional.

Tahap ini anak belum bisa diajak berpikir abstrak dan mengungkapkan pemikiran logis.

Ia menjelaskan, pada tahap kognitif anak pada fase ini banyak berkaitan dengan hal-hal simbolik, seperti gambar-gambar.

Baca juga: UMM Buka Beasiswa S1 bagi Content Creator dan Youtubers, Segera Daftar

Sementara itu pada usia 7-11 tahun (usia SD) anak sudah mulai dapat diajak berpikir logis, seperti mempelajari matematika.

“Dari sini tentu kita tahu, bahwa selama di SD mereka masih bisa belajar dan berlatih secara optimal sesuai tahap perkembangannya pada kemampuan calistung. Tentu saja, kurikulum di SD memberikan banyak ruang dan dukungan untuk tercapainya kemampuan tersebut,” jelas Holy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com